Bukan hal yang mudah memang untuk menjalai hidup dengan penuh kesenangan di setiap harinya, itu hal yang mustahil di kehidupan manusia. Kenyataan yang harus di lalui adalah kesedihan, kesendirian, kegagalan dan keharusan untuk diam tak bersuara karena banyak hal yang tak bisa diungkapkan.
Sedih, itulah yang dirasa. Tetapi jangan berkecil hati, ingat bahwa semua proses itu bukan hanya anda yang merasakan. Semua, kita semua manusia ini pun merasakan kehancuran tersebut. Untuk saling menguatkan memang kita sering kali memberikan ungkapan yang membangun agar hati merasa lebih tenang.
Kata-kata positif yang diberikan oleh orang-orang yang hanya sebatas mengenal atau orang istimewa memang berbeda pengaruh kepada aspek kehidupan kita, contoh kata positif itu adalah "semangat". Padahal kadang yang memberikan kalimat itupun tidak sedang semangat-semangat amat dalam menjalani hidup.
Jalur yang ditempuh pun banyak untuk memberikan kata "semangat", ada yang lewat jalur langsung bertemu, WhatsApp, Line, Ig dan segala macam media lainnya. Atau bahkan jalur yang paling sulit adalah memberi kartu ucapan sembari hadiah yang datang (sulit dan menguras kantong).
Semangat yang membuat sedih
Ternyata pengaruh kata semangat tidak hanya membuat tersenyum saja, sebab kata tersebut malah membuat tangisan semakin kencang atau membuat mata berkaca-kaca. Sebenarnya saya bingung dan riskan ketika ada teman atau saudara yang saudara atau temannya itu meninggal dunia, kalimat apa yang seharusnya patut di tanyakan setelah kita mendoakannya. Tidak mungkin hanya diam membisu saja (jawaban belum ditemukan)
Atau ketika dalam kesulitan dalam belajar (menghafal) saya dulu disekolah sempat merasa sangat pusing karena harus begadang sampai bisa menghafal pelajar tersebut, ketika lelah datang dan mencoba menghampiri teman. Dia bilang semangat, saya menangis sebab sedih. Sedihh sekali intinya pada saat itu.
Semangat dari dia
Tak perlu panjang menjelaskannya, hidup punya target begitupun dengan suara dering pesan. Syukur dalam senyuman ketika masuk pesan di layar hape "semangat ya". Singkat, padat dan jelas bahagianya. Tetapi pengaruh dalam progres nya hanya satu langkah kemajuan. Sebab besoknya akan kembali malas dan suara dering pesan tidak sama seperti kemarin.
Menyemangati diri sendiri
Terdengar sangat mengerikan tetapi menjadi kekuatan terbesar, yaitu "diri sendiri". Bukan berarti tak punya siapa-siapa. Kadang banyak kata dan bicara tidak membuat semakin bahagia, kadang dalam keheningan malam dan pikiran, dunia menjadi ramai. Ramai oleh skema menuju kesuksesan, daftar list yang harus dicapai bahkan dapat menciptakan karya walaupun hanya sebatas tulisan yang bertambah di ruang laptop saya.
Pasti dari kita pernah kecewa karena telah berharap lebih kepada manusia, pada akhirnya mereka akan melanjutkan kehidupan dengan tujuan yang berbeda. Sehingga berharap kepada manusia hanya angan belaka. Sebab kita tidak bisa mengendalikan kehidupan seseorang sesuai dengan apa yang kita mau atau bahkan kita pun tidak ingin dikendalikan oleh manusia lain.
Dari pada itu, teman manusia bukan tempat untuk bergantung tetapi teman untuk bersama dalam berkembang, terlepas dari setiap manusia tersebut ingin berkembang seperti apa. Teman manusia hanya sebatas bersama bukan soal banyak berkata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H