Mohon tunggu...
Mutia Masugi
Mutia Masugi Mohon Tunggu... Administrasi - Story Teller Relief Candi Borobudur dan penulis buku dongeng anak Pangeran Sudhana dan 17 Kisah Lainnya berbasis seni membaca Relief Candi Borobudur

Mudahnya berbagi lewat apa saja, termasuk berbagi kisah-kisah sederhana yang mampu membangun karakter.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cahaya di Atas Cahaya

22 Agustus 2022   15:30 Diperbarui: 22 Agustus 2022   23:53 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.faithpot.com/kilian-sass-rhauderfehn/

Nama lain dari kematian sebelum kematian adalah ketika sebuah kehadiran tidak menambah apapun dan kepergiannya tidak mengurangi apapun. Betapa tidak bergunanya menjadi manusia semacam itu. 

Namun, manusia-manusia istimewa melakukan hal sebaliknya. Seperti kisah berikut ini.

Anak laki-laki berusia 6 tahun itu bernama Killian. Ia penggemar berat sepeda motor. Pada bulan Januari 2021, dokter mendiagnosis Killian mengidap kanker limfoma, atau kelenjar getah bening. Terapi dan beberapa operasi darurat sudah dilakukan, namun, pada 15 Juli 2021 Killian dan keluarga menerima berita buruk; tidak ada lagi harapan untuk sembuh bagi Killian kecil.

Killian sendiri adalah penyuka motorcross yang antusias dengan sepeda mininya. Harapan terakhirnya: ia ingin melihat sebanyak mungkin pengendara sepeda motor melewati rumahnya dan membuat keributan.

Keluarganya memposting secara online menanyakan apakah ada yang bisa mengendarai sepeda motor mereka melewati rumah mereka untuk menghiburnya. Keluarga memperkirakan sekitar 30-40 bikers akan hadir.

Seruan parade sepeda motor untuk Kilian menyebar cepat di media sosial. Tanggapan terhadap "Krach fr Kilian" sangat besar.

Sabtu, 24 Juli 2021. Lebih dari 15.000 bikers berdatangan dari seluruh Jerman bahkan dari negara lain untuk mewujudkan harapan terakhir Kilian. Mereka tergabung dalam klub-klub motor kecil dan besar.

Para bikers bertemu di tiga titik pertemuan dan melaju melewati rumah Killian di distrik Leer, Rhauderfehn (Lower Saxony) - selama tiga jam untuk menyemangati, membuat bahagia, dan berdoa kepada Tuhan untuk Killian. Polisi setempat bahkan mendukung proyek tersebut. 

Penyakit adalah sesuatu yang konstan di dunia, tetapi manusia memiliki Tuhan yang Maha Besar dan mampu menyembuhkan semua penyakit. Memberi penghiburan pada mereka yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.

Hari itu Killian tidak berhenti tersenyum. Dia benar-benar merayakan hari besar itu di dunianya yang kecil.

https://www.faithpot.com/kilian-sass-rhauderfehn/
https://www.faithpot.com/kilian-sass-rhauderfehn/

Ralf Pietsch, penyelenggara kampanye dan teman keluarga adalah salah satu dari mereka mengambil langkah-langkah pertama dengan yakin. Tanpa perlu melihat semua anak tangga, hanya melakukan langkah pertama yang paling sederhana. Bagi mereka setiap detik adalah kesempatan untuk mengubah hidup dan dunia yang mereka impikan.

Seperti sebuah lampu yang tidak hanya menyimpan cahaya untuk dirinya sendiri, mereka memancarkan sinar bagi sekeliling. Yang tidak menyilaukan, tetapi meneduhkan. Sebelum mati, mereka belajar hidup, dan proses itu membawa kehidupan yang jauh lebih panjang bahkan abadi. Semoga.

"Jika engkau ingin bahagia, maka buatlah orang lain bahagia. Kalau engkau ingin menemukan orang yang tepat dalam hidupmu, jadilah orang yang tepat bagi orang lain. Kalau engkau ingin melihat perubahan pada dunia, jadilah perubahan yang engkau inginkan itu." Deepak Chopra.

Sumber : https://9gag.com/gag/agBpL76

https://9gag.com/gag/agBpL76

https://www.faithpot.com/kilian-sass-rhauderfehn/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun