Selain kopi dan teh, pemilik kopitiam biasanya menyediakan makanan pendamping yakni roti bakar kaya ( Kaya Toast ) & telur rebus. Apa itu roti kaya ? Potongan roti tawar dibakar di atas panggangan bukan oven ( mirip panggangan sate ), dikerik bagian gosongnya, lalu dioles dengan selai kaya dan mentega/butter. Selai kaya sendiri terbuat dari campuran gula, santan, telur dan daun pandan. Selai kaya ini selalu fresh karena dibuat setiap hari dan dimasukkan ke dalam jar-jar kaca,stoples plastik atau kaleng besar sesuai kebutuhan harian. Habis hari ini, besok bikin lagi.
Sedang telur rebus, adalah telur rebus yang hanya sepertiga matang, masih agak lembek cair, dipecahkan satu atau dua butir dalam piring saji kecil, diberi kecap dan lada bubuk sesuai selera. Cara makannya, telur diaduk-aduk dengan sendok kecil, lalu langsung diseruput dari piring saji. Mirip menyeruput kopi dalam piring kecil. Menu telur rebus ala kopitiam tradisional ini tidak ada di Old Kettle. Kaya Toast nya sih ada.
Selain hidangan tersebut, beberapa pemilik kopitiam menyewakan sisa ruang tokonya ke penjual makanan. Ada nasi ayam, warung padang, masakan china dll. Kerjasama yang saling menguntungkan, karena jika penjual makanan disukai, kopitiam ikut laris. Tak jarang pemilik kopitiam sendiri yang "berburu" penjual makanan enak agar mau menyewa ruang di tokonya.
Peran Kopitiam di Masyarakat
Seperti ditulis Old Kettle dalam halaman introduction buku menu, kopitiam bukan sekedar tempat makan atau ngopi. Tapi juga sudah menjadi semacam klub komunitas, tempat orang2 ngumpul, berbincang tentang hal-hal yang terjadi di kota, atau sekedar membicarakan sesama warga. Boleh dibilang kopitiam adalah ruang ketiga, setelah rumah dan tempat kerja. Kopitiam juga menjadi semacam klub hobi, tempat berkumpulnya pelanggan dengan hobby sama. Istilah sekarang tempat ngerumpi, nongki atau cangkruk dalam bahasa Jawa
Tahun 1950 saat Singapore penuh gejolak, ada pemberontakan komunis, perundingan kemerdekaan serta pembentukan partai-partai baru, kopitiam pun tak urung menjadi tempat bertemunya para provokator, agitator, pembuat rumor, penipu, penjudi hingga mata-mata. Jadi bentuk kegiatan kopitiam pun mengikuti kondisi masyarakat di masanya.Â
Menghadirkan Atmosfer Era Kolonial
Kembali ke Old Kettle. Seperti yang mereka tulis, konsep kedai kopi yang ingin ditampilkan adalah suasana di jaman kolonial. Jika terinspirasi kopitiam Singapore dan Malaysia, maka kolonial yang dimaksud tentu adalah era penjajahan Inggris, bukan Londo (red.Belanda) Sekilas citra jadul memang tercapai sih dari interiornya. Begitu masuk, lantai area entrance bermotif kuno menyambut kita.