Mohon tunggu...
Mama Totik
Mama Totik Mohon Tunggu... Administrasi - Bincang Ringan di Ruang Imaji

Coffee - Books - Food - Movie - Music - Interior - Art - Special Parenting www.debiutilulistory.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bu Ani Memang Pantas Marah

18 Januari 2014   10:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:43 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390013589368413968

Beberapa kali saya membaca di berita online tentang bu Ani marah di akun instagram beliau. Mulai dari kemarahan soal banjir Jakarta, baju batik, kemeja lengan panjang Ibas, rambut cepol sampai yang terakhir ramai soal kamera. Ketika saya baca komen-komen yang memancing kemarahan beliau itu, saya hanya berpikir satu hal : Beliau pantas untuk marah. Semula saya pikir Bu Ani adalah tipe pemarah. Tapi melihat komen-komen itu, saya rasa sangat wajar beliau marah. Komen-komen itu bukan lagi sekedar bertanya atau mengomentari, tapi lebih tepat "ungkapan nyinyir" atau "jahil". Saya pikir kalau keadaan dibalik, si komentator jadi Bu Ani, hasilnya akan sama saja, marah juga. Bu Ani pantas untuk marah kepada komen yang tidak sopan & nyinyir. Bukankah itu akun milik beliau ? Komentator ibarat tamu yang hadir di lapak beliau. Sebagai tamu semestinya para komentator berlaku pula selayaknya tamu, santun dan seperlunya saja. Kalau memang tidak suka dengan foto yang beliau unggah, pilihannya hanya ada dua, diam atau tidak usah follow. Simple bukan ? Kalau para komentator perlu panggung, buatlah kalimat nyinyir di lapak milik sendiri. [caption id="attachment_306697" align="alignnone" width="540" caption="Salah Satu Komen di Instagram Bu Ani Sumber : akun instagram Ani Yudhoyono"][/caption] Hal terpenting lain, suka atau tidak suka, Bu Ani adalah Ibu Negara. Ibu Negara mestinya dihormati, karena beliau simbol negara. Di Indonesia ini saya lihat, siapapun kepala negara dan ibu negaranya, akan selalu dihujat. Presiden Soekarno, Soeharto, Gus Dur, Ibu Mega, pak BJ Habibie, semua pernah dihujat, dicerca dan dinyinyiri. Tapi biasanya, kalau saya lihat trendnya, bertahun-tahun kemudian setelah lengser, barulah dipujapuji layaknya idola. Termasuk oleh mantan penghujat. Ajaib bukan ? Ketika pak Harto jatuh, maka bu Mega pernah mengatakan, "Jangan pernah menghujat mantan presiden!" Saya kira itu kata-kata yang sangat hebat dan mengena. Bu Mega rasanya tau sekali karakter negatif bangsa ini. Maka berhentilah bersikap nyinyir karena itu adalah bentuk hujatan juga. Bersikaplah sopan pada siapapun, termasuk kepala negara dan ibu negara, mereka adalah orangtua bagi rakyat Indonesia. Tidak ada manusia sempurna, termasuk komentator-komentator jahil itu, termasuk saya juga. Hal terakhir. Banyak yang menyarankan agar bu Ani berhenti aktif di social media. Saya berpendapat sebaliknya. membuat akun social media adalah hak siapapun. Berbagi foto, cerita dan kenangan adalah hak siapapun.  Tidak ada yang bisa melarang kan ? Bukan beliau yang salah kok. Komentator-komentator itu saja yang tidak punya Net Attitude ( pinjam istilah mas Pical di komen artikel serupa ) .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun