Mohon tunggu...
Mamat Irawan
Mamat Irawan Mohon Tunggu... Guru - Penikmat bacaan

Lahir di Kuningan, 20-04-1972 kini tinggal di Bogor

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kembalilah...

3 Juli 2020   15:57 Diperbarui: 3 Juli 2020   15:47 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kami menjadi bulan bulanan

Hari demi hari kau menghantui

Kau seakan ingin menyalami setiap manusia

Seakan kau ingin menunjukan bahwa kau bersahabat di sanubari manusia

Dari sana kau menyebrang lautan

Dari atas langit kau lari melintasi awan

Kau berpijak ke tanah kami yang berwarna merah

Tanpa bicara dan surat resmi

Cukup, sudah, cukup

Aku yakin Kau sudah menikmati  buana

Cukup, sudah, cukup

Kau sudah kenyang terlelap dalam darah manusia

Sudah saatnya kau pergi

Sudah waktunya kau melintasi matahari dan bintang

Sudah waktunya kau istirahat atas perjalananmu yang luar biasa

Engkau sudah waktunya duduk dan merenungkan diri

Biarlah Aku mengurus diriku

Biarlah Kau mengurus dirimu sendiri

Kau sudah puas berkenalan dengan para manusia

Kini waktunya  kau pergi dengan tenang dan tidak ragu

Biarkan manusia berjalan seperti normalnya manusia

Ia pengolah alam  dan perusak dunia

Biarlah ia berjalan sesuai kehendaknya

Biar ia tahu, kehadiranmu sungguh mengalahkan kecongkakan  dan kesombongan.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun