Awalnya pengap dan hampa mengerubungi dinding dan jendela
pusat asap berkabut begitu mengepul dan terkepung
keringat setetes demi setetes tumpah menyeruah dalam badan yang peluh
semua berkeluh dan mengeluh
yah sekali lagi semua berkeluh dan mengeluh
hampa...
panas...
gerah...
jarum jam terus saja berputar tanpa tahu badan ini sudah basah oleh peluh
jarum-jarum itu seakan berkata "Ah...kalian hanya menghabiskan waktu untuk mengeluh!!!"
satu menit...dua menit...tiga menit...2 jam...
Tiba-tiba dari arah utara, terlihat sekumpulan awan gelap
menyerubungi awan yang terang menderang
matahari pun takut dan lari menjauh darinya
burung-burung dengan secepat kilat berlarian menuju sarang-sarangnya
ahhh...ini yang dinanti...
Hujan itu datang juga
tetesan-tetesan itu perlahan menghambur orang-orang yang berada di tengah-tengah keramaian
mereka semua mencari tempat berteduh
dan semua berkata " Ah, hujan lagi!!!"
Lalu...apa sebenarnya yang mereka inginkan?
apa yang mereka inginkan?
Tetesan berkah ini di caci ratusan bahkan jutaan mulut yang dusta
mereka tak sadar, hujan adalah tetesan berkah dari sang pencipta
Hujan adalah anugerah yang di beri Tuhan kepada makhluknya
Hujan adalah kehidupan
Hujan adalah jendela surga
karena dari hujan, kau bisa melihat indahnya langit yang putih
meneteskan air bening, sebening air surga
Hujan adalah tetesan-tetesan Berkah...
*di bawah Tetesan hujan*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI