Mohon tunggu...
Rahayu Novita
Rahayu Novita Mohon Tunggu... Guru Bahasa Indonesia -

Seorang Ibu dan guru Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tetesan-tetesan Berkah

4 Desember 2015   17:26 Diperbarui: 4 Desember 2015   17:26 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya pengap dan hampa mengerubungi dinding dan jendela

pusat asap berkabut begitu mengepul dan terkepung

keringat setetes demi setetes tumpah menyeruah dalam badan yang peluh

semua berkeluh dan mengeluh

yah sekali lagi semua berkeluh dan mengeluh

hampa...

panas...

gerah...

jarum jam terus saja berputar tanpa tahu badan ini sudah basah oleh peluh

jarum-jarum itu seakan berkata "Ah...kalian hanya menghabiskan waktu untuk mengeluh!!!"

satu menit...dua menit...tiga menit...2 jam...

Tiba-tiba dari arah utara, terlihat sekumpulan awan gelap

menyerubungi awan yang terang menderang

matahari pun takut dan lari menjauh darinya

burung-burung dengan secepat kilat berlarian menuju sarang-sarangnya

ahhh...ini yang dinanti...

Hujan itu datang juga

tetesan-tetesan itu perlahan menghambur orang-orang yang berada di tengah-tengah keramaian

mereka semua mencari tempat berteduh

dan semua berkata " Ah, hujan lagi!!!"

Lalu...apa sebenarnya yang mereka inginkan?

apa yang mereka inginkan?

Tetesan berkah ini di caci ratusan bahkan jutaan mulut yang dusta

mereka tak sadar, hujan adalah tetesan berkah dari sang pencipta

Hujan adalah anugerah yang di beri Tuhan kepada makhluknya

Hujan adalah kehidupan

Hujan adalah jendela surga

karena dari hujan, kau bisa melihat indahnya langit yang putih

meneteskan air bening, sebening air surga

Hujan adalah tetesan-tetesan Berkah...

*di bawah Tetesan hujan*

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun