Anak kecil itu bertanya kepada ibunya, ”Kok a ada kupu-kupu ya bun di jakarta?, di rumah kita juga ga ada, adanya yang tadi bun di Museum”. Gadis kecil itu memandangi Ibunya.
Miris sih, sedih, kenapa ya? apa karena memang belum musim kupu-kupu atau mungkin memang sudah susah ditemukan kupu-kupu di Jakarta?
[caption id="attachment_351618" align="aligncenter" width="460" caption="Kupu-kupu Tersesat ( Source:centralfuturescom )"][/caption]
Kita seperti kupu-kupu di kota besar. Tidak tau apa yang akan terjadi beberapa tahun berikutnya. Apakah bunga yang kita singgahi hari ini masih ada besok?. Apakah tempat kita mencari nafkah hri ini masih ada beberpa tahun berikutnya? Atau kita terleminasi dari rantai makanan? ang kita tahu, kita melakukan apa yang kita lakukan kemarin, seminggu yang lalu, bahkan sebulan yang lalu kita lakukan, kita ulangi. Mungkin dengan tempat dan teman yang berbeda dari tahun lalu.
Kebanyakan kita hanya tahu bagaimana mencari pekerjaan yang “aman” dengan gaji yang lumayan. Kita terpaku untuk investasi dan menabung, tanpa sadar kalo sebenarnya tabungan kita itu ‘dimakan’ inflasi.
[caption id="attachment_351620" align="aligncenter" width="403" caption="Semakin Siap, Semakin Menjadi kaya"]
Kebanyakan dari kita sibuk menyusun pengelolaan keuangan untuk sebulan kedepan, setahun bahkan 10 tahun ke depan.
Jangan terlalu jauh, tahun ini kita dihadang oleh berita Masyarakat Ekonomi Asia. Bagaimana terjangan dan badai kebebasan pasar akan menghampiri kita. Dunia usaha Indonesia 2015 dihadapkan dengan beberapa tantangan baru, seperti melemahnya nilai tukar rupiah, berbagai kebijakan baru pemerintah, dan persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Pertanyaannya adalah kita punya apa untuk menghadapi nya? Rakit? Kapal? Pesiar atau tidak sama sekali?
Yakinkah kita dengan apa yang kita miliki, yakni perhitungan, pengelolaan keuangan, gaji, skill, pemikiran, strategi kita untuk menghadapi rontoknya dinding-dinding pemisah di negara ASIA, dimana semua nya akan terbebas. Perdagangan, pencari kerja, bisnis dan beberpa aspek lainnya.
Siap kah kita menghadapi MEA? Siapkah kita dengan apa yang kita punya sekarang? Apakah usaha/perusahaan yang kita jalani sekarang bisa menghadapi MEA?