Kontroversi yang muncul antara oknum guru yang merasa derajatnya lebih tinggi dibandingkan dengan orang tua murid seperti salah satu contoh : sang oknum guru adalah lulusan sarjana sedangkan orang tua siswa hanyalah seorang lulusan SMA atau bahkan di bawahnya, dengan orang tua murid yang menganggap guru sebagai pelayan karena merasa seorang guru harus melaksanakan tugasnya dalam mendidik dan mengajari anak yang telah dititipkan di sekolahan tersebut, menciptakan dinamika hubungan yang memerlukan pemahaman dan kerja sama yang lebih baik. Seiring dengan perubahan paradigma dalam pendidikan, harus diakui bahwa setiap pihak memiliki peran yang krusial dalam membentuk masa depan anak-anak.
Keterbatasan Pandangan yang Bersifat Generalisasi:
Penting untuk diingat bahwa pandangan ini tidak mencakup semua guru atau orang tua. Generalisasi semacam ini dapat mengaburkan fakta bahwa banyak guru dan orang tua yang bersedia bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif.
Menghormati Profesionalisme Guru:
Guru memiliki peran penting dalam membimbing dan memberikan pengetahuan kepada anak-anak. Namun, penting untuk menjaga sikap saling menghormati antara guru dan orang tua, di mana profesionalisme guru dihargai tanpa menciptakan jurang sosial atau psikologis.
Orang Tua sebagai Mitra Pendidikan:
Orang tua memiliki hak dan tanggung jawab untuk terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak mereka. Mereka bukan hanya penerima informasi dari guru, tetapi mereka adalah mitra dalam membimbing perkembangan anak. Kerjasama yang baik antara guru dan orang tua dapat meningkatkan atau menghasilkan pendidikan yang berkualitas.
Peran Guru sebagai Pendidik dan Pelayan:
Guru sebaiknya memainkan peran ganda sebagai pendidik dan pelayan. Pendidikan bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang memberdayakan siswa untuk berkembang secara pribadi. Guru perlu memiliki sikap pelayan untuk mendukung proses ini.
Komunikasi Terbuka:
Komunikasi yang terbuka dan jujur dapat meredakan ketegangan di antara orang tua dan guru. Mereka harus bersedia mendengarkan dan memahami perspektif satu sama lain. Diskusi terbuka dapat menciptakan ruang untuk berbagi harapan, kekhawatiran, dan ide dari pribadi masing-masing.
Pendidikan Bersama:
Penting untuk membentuk pendekatan pendidikan secara bersama-sama. Guru dan orang tua harus memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang cerdas, berwawasan, dan bertanggung jawab. Dengan bekerja sama, mereka akan dapat mencapai hasil yang lebih baik.
Kesimpulan:
Kontroversi antara hubungan guru dan orang tua memerlukan solusi yang mendalam dan inklusif. Perlu ada pemahaman bahwa hubungan ini bukanlah persaingan atau menjadi ajang pertunjukkan siapa yang lebih berkuasa, tetapi ini adalah sebuah kemitraan yang harus diperkuat demi kebaikan anak-anak. Dengan membangun rasa saling menghargai, komunikasi terbuka, dan kesadaran akan peran masing-masing, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan holistik anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H