Tidak hanya mencari secara dzohir, Somad juga berikhtiar dengan mengamalkan wirid secara istiqomah agar bisa dipertemukan dengan seorang guru yang dicarinya itu. Atau paling tidak, ia bertemu dengan seseorang yang dapat memberikan petunjuk kemana ia harus melangkah.
Setiap malam menjelang tidur, Somad merapalkan wirid yang didapatkan dari seorang  ustadz yang konon katanya bisa mempertemukannya dengan guru yang dicarinya.
 Di malam jum'at yang sepi,  akhirnya Somad bermimpi bertemu dengan seorang yang berpakaian serba hitam, kepalanya ditutupi blangkon  dan berkumis tipis memberi tahu kemana ia harus pergi.
"Pergilah Ananda ke arah matahari terbit, berhentilah di sekitar Surakarta dan carilah orang tua yang memimpin padepokan "Ma'rifatullah". Kepadanyalah Ananda belajar dan memohon bimbingannya mengenal ilmu hakikat hidup."
"Kalau boleh tahu siapakah namanya guru?"
Belum sempat ia mendapat jawaban. Laki-laki setengah baya itu telah menghilang bersamaan dengan ia terjaga dari tidurnya.
Somad tertegun duduk di tempat tidurnya. Ia mengingat-ingat apa yang terjadi dalam mimpinya. Ia merasa apa yang dialami dalam mimpinya seperti nyata. Ia seperti tidak asing dengan orang yang ada di dalam mimpinya itu.Â
Tapi entah dimana dan kapan ia pernah bertemu. Ia bersyukur bisa bermimpi bertemu orang tersebut. Yang lebih membuat ia girang tak kepalang adalah ia diberi petunjuk kemana ia harus melangkah mencari guru yang selama ini ia cari dan harapkan itu.
Paginya ia bersiap-siap dan berangkat menuju tempat sesuai dengan petunjuk dalam mimpinya. Ia berangkat dari stasiun senen Jakarta.
Setelah menjalani perjalanan semalaman, ia mencari orang yang didapat dari petunjuk mimpinya. Setelah bertanya ke beberapa orang yang ditemuinya akhirnya ia bertemu juga dengan orang yang dicarinya.
***
Somad diminta oleh orang tua kurus yang sekarang telah menjadi gurunya itu untuk mengambil air wudhu dan membaca niat dalam bahasa jawa.
"Nawetu rapngal kadasi, sohirota wal kabirata, parlan lillahi tangala Alahu akbar. (Niatingsun amek banyu kadas, karana angilangake kadas cilik lan kang gedhe, parlu karana Allah)".   Â