Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

I Love Bank Syariah, Jika......

2 Desember 2010   02:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:06 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp


Nyaris saja saya tidak menemukan perbedaan yang fundamental antara bank syariah dengan bank konvensional. Bagi saya, menemukan perbedaan ini penting karena untuk itu bank syariah hadir ditengah bejubelnya bank konvensioanal dengan kontroversi ribanya di kalangan umat Islam. Selain persoalan riba, banyaknya bank konvensional yang kolep dan gulung tikar tentu menimbulkan banyak pertanyaan tentang kehandalan sistem keuangan ini.

Dengan kondisi seperti di atas, kehadiran bank yang bisa menyelesaikan persoalan "teologis" sekaligus juga persoalan "pragmatis" yaitu keuntungan nasabah tentu sangat diharapkan.

Nampaknya bank "syariah" hadir untuk menjawab itu semua. Bank yang diharapkan juga memberikan solusi alternatif atas ketidakberdayaan sejumlah bank konvensioanal menghadapi badai krisis ekonomi.

Dengan segudang harapan tersebut. Bank Syariah tidak bisa menjawab kegelisahan tersebut hanya dengan menghadirkan hal baru di level "kulit" yang sifatnya formalistik saja seperti penggantian istilah-istilah perbankan, tapi harus ada perbedaan yang fundamental.

Perbedaan fundamental itu dimulai dari; pertama komitmen (niat) awal pendirian bank. Komitmen awal diarahkan pada kesadaran bahwa umat membutuhkan lembaga keuangan yang amanah untuk berpihak pada kesejahteraan umat. Kesadaran ini penting hadir untuk menjiwai semua gerak bank ke depan. Komitmen yang luhur pada kemanusiaan akan terpancar pada produk-produk bank yang akan ditawarkan.

Kedua, kepemilikan bank diarahkan pada kepemilikan sebanyak-banyaknya umat. Hal ini penting untuk membangun bank yang sehat. Tidak di dominasi oleh seorang atau sekelompok. Dengan demikian kebersamaan tersebut diharapkan menumbuhkan kesadaran bahwa kehadiran bank tersebut memang untuk mewujudkan kesejahteraan bersama dengan komitmen bersama untuk kemanusiaan.

Ketiga, investasi yang ditanam oleh umat di bank ini diperlakukan secara adil dan sama-sama menguntungkan. Faktor penting dalam sebuah bank adalah adanya keterlibatan masyarakat dalam membangun investasi dengan berbagai produk yang ditawarkan. Biasanya berupa tabungan, deposito, asuransi dan banyak lainnya. Transparansi dan sama-sama menguntungkan akan menjadi daya kompetitif bank "islami" ini.

Keempat, penggunaan dan penyaluran dana yang ada diarahkan pada usaha yang mendukung pengembangan manusia ke arah yang lebih baik dan tidak bertentangan pada nilai-nilai kemanusiaan. Keberpihakan pada masyarakat lemah dan dilemahkan menjadi prioritas yang perlu ditanamkan sebagai bentuk komitmen kepada keberpihakan pada umat. Jika empat hal tersebut ada dalam bank syariah, saya tidak ragu menyebut bank islami dan karenanya saya tak segan mengatakan I love you, Bank Syariah. Wassalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun