Di pertigaan Jalan Amalia Rubini -- Jalan Yulius Usman, Sayang, Cianjur, kalau tidak salah semasa kepemimpinan Bupati Cianjur, Ir. H. Wasidi Swastomo, MSi, dibangunlah Tugu Ayam Pelung.
Dibangunnya Tugu Ayam Pelung sebagai cerminan, bahwa Cianjur memiliki kearifan lokal yang sudah sangat mengakar yang namanya  hewan ternak varietas lokal Ayam Pelung. Ayam pelung pemilik suara yang merdu sudah terkenal kemana-mana, bahkan ke Mancanegara.
Sejak beberapa pekan terakhir ini, Tugu Ayam Pelung, raib dari  pertigaan Jalan Yulius Usman -- Jalan Amalia Rubini, karena sudah disulap menjadi Tugu Lokomotif Kereta Api (KA).
Disulapnya Tugu Ayam Pelung menjadi Tugu Lokomotif kereta api, banyak mengundang pertanyaan dari pelbagai kalangan masyarakat. Diantaranya, mereka mengganggap Cianjur sangat miskin dengan sejarah per-kereta-api-an.
Dengan begitu, banyak orang bertanya, kenapa mesti diganti dengan Tugu Kereta Api, sudah sangat pas di tempat itu dengan Tugu Ayam Pelung yang sudah sejak lama dibangun dan berada di tempat itu, menjadi simbol, jika Cianjur, memiliki ternak varietas lokal yang namanya Ayam Pelung.
Keberadaan Ayam Pelung jelas sangat mengakar dengan kehidupan masyarakat Cianjur yang terkenal di nusantara, bahkan ke Mancanegara dengan suaranya yang merdu. Bahkan Putra Kaisar Akihito Jepang, belasan tahun lalu pernah datang ke Bangbayang, Warungondang, karena mengagumi Ayam Pelung.
Mereka menilai, Cianjur, sangat miskin dengan sejarah per-kereta api-an jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain, seperti di Ambarawa atau keberaadan pabrik kereta api di Madiun, Jawa Timur.
Di Cianjur, memang terdapat lintasan jalur jalan kereta api dan terdapat statsiun kereta api, yaitu di Jalan Yulius Usman, terletak pada ketinggian +438,756 m dpl ini berada di Daerah Operasi 2 Bandung. Stasiun Cianjur berada di km 95+775.
Stasiun Cianjur dibangun oleh Pemerintah Belanda dengan mengadopsi bangunan yang bernuansa kental khas Eropa. Bangunan Stasiun Cianjur termasuk bangunan tua yang dilindungi.
Tempo doeloe, stasiun ini memiliki 6 jalur, termasuk jalur menuju gudang di seberang stasiun. Namun, karena jalur Jakarta-Bandung sudah berpindah ke jalur Cikampek-Padalarang, maka jalur di stasiun ini dikurangi menjadi tiga karena lalu lintas yang lengang.
Memang nampaknya, banyak orang yang tidak tahu, jika Stasiun KA Cianjur sempat menjadi bagian sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pada zaman penjajahan yang dilakukan Belanda dan Jepang terhadap Indonesia, stasiun kereta api Cianjur pernah menjadi stasiun induk bagi Priangan, saat Cianjur menjadi ibukota Priangan.
 Nah, selanjutnya terserah kepada Anda, yang lebih pas di pertigaan itu, apakah Tugu Ayam Pelung yang kini telah raib, dan disulap menjadi Tugu Lokomotif Kereta Api atau yang lebih pas lagi ada tugu yang lain ?Barangkali !
000
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H