Mohon tunggu...
Man Suparman
Man Suparman Mohon Tunggu... w -

Man Suparman . Email : mansuparman1959@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tulisan ke 100 di Kompasiana, Banyak Belajar dan Merajut Kembali Pertemanan

5 Juni 2017   11:09 Diperbarui: 5 Juni 2017   11:54 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

100 hari kerja. Hmmm, bak evaluasi jabatan politis seorang presiden atau jabatan politis seorang kepala daerah/gubernur/bupati. Tulisan  ke 100 yang dimuat Kompasiana. Com, terinspirasi tulisan Kompasainer T.H. Salengka,Staf kantor Perwakilan RI, jurnalis dan tenaga pendidik, Koordinator Pendidikan Non-Formal dan Ketua Pokjar UT Indonesia se-Malaysia. yang produktif menulis di Kompasiana.Com berjudul Mereflesikan Uniknya Hubungan Persahabatan di Kompasiana.

Latahkah saya ? Latah juga gak apa-apa,asal jangan menjiplak atau flagiat, yang jelas saya terinspirasi oleh sahabat T.H Salengka tersebut. Sehingga saya membuat catatan Tulisan ke 100 di Kompasiana, sejak bergabung dengan Kompasiana tanggal 4 April 2017.

Keinginan bergabung dengan Kompasiana, sejak tahun 2012, namun karena pertimbangan lain, akhirnya saya menunda dulu bergabung di Kompasiana. Com, lebih memilih menulis di blog pribadi TALATAH mansuparman.blogspot.com dalam bahasa daerah Sunda yang berbentuk puisi Sunda atau sajak Sunda dan bahasan-bahasan berbahasa indung lainnya, yaitu bahasa Sunda, karena saya orang Sunda. (Tidak menyinggung SARA kan ? Hehe). Walaupun akhir-akhir ini kurang aktif menulis di blog pribadi tersebut.

Awal April 2017 keinginan untuk bergabung dengan Kompasiana, kembali muncul. Setelah berulang-ulang berupaya bergabung gagal karena amat sulit, akhirnya mulai tanggal 4 April 2017 saya bergabung di Kompasiana dan pada tanggal tersebut, saya menulis satu tulisan berjudul Pamer.

Menulis di Kompasiana, memang sangat mengasyikkan banyak belajar dari teman-teman tentang menulis, jadi banyak teman baru, bahkan bisa merajut kembali silaturachmi dengan kenalan lama, atau teman lama seperti dengan penulis produktif di masa orde baru, yaitu Dedy Daryan DB, yang sekarang lebih banyak menulis fiksi di Kompasiana, saya juga bisa merajut kembali pertemanan dengan teman lama seperti Saeful W Harahap, wartawan yang pernah meraih anugerah Adinegoro, yang sekarang aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS.

Melalui Kompasiana, apa yang saya rasakan apa yang saya lihat, saya tulis, yang penting saya menulis. Daun jatuh pun saya tulis. Saya jadi ingat ungkapan pengarang Edy D Iskandar, 35 tahun yang lalu dalam sutau kesempatan pertemuan sastrawan Sunda Angkatan Durma Kangka di Jalan Gamelan 21 Bandung,”Belajarlah menulis dalam bentuk apa pun, artikel, opini, cerpen, puisi, berita, novel, novel, cerita bersambung juga surat pembaca. Jangan “bau-an” (anti). Nanti, pilihlah bidang apa yang akan digeluti,”

Memang dengan cara itu, banyak keuntungan yang akan didapat oleh seorang calon penulis atau yang gemar menulis, sehingga mampu menulis dalam bentuk apa saja, tidak berkutat dalam satu karya tulis. Misalnya saja bisa menulis opini, artikel, puisi, novel, dan lainnya.

Saya belajar menulis melalui Kompasiana, memperoleh banyak peluang dalam belajar menulis semakin terbuka, belajar dari teman-teman kaum muda dan para senior yang karyanya hebat-hebat baik yang berbentuk opini, artikel, puisi, novel, satir, dan lainnya. Salam.

Hegarmanah, 5 Mei 2017

000

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun