MUSYAWARAH OMBAK
Aku lebih dalam dari lautan manapun, jika kau bukan penyelam handal...
Janganlah berusaha menyelamiku hanya karna ombak genit yang menggoda kakimu. lupakanlah...
Akulah cinta...
Kau harus seteguh karang, karna akulah gelombang dan badai itu...
Sudah sejak dulu-dulu...
Disini ribuan kapal ditambatkan dan di kuburkan, sebagian dikenang dan sebagian dilupakan, sebagian tenggelam sebagian terbakar, yang lain menuai pujian atau dicela sebagai perompak.
Akulah Kama...
Pesonaku dilaut dangkal menyihir para penyelam dengan celik mata ikan-ikan karang, sebagian melacurkan diri demi harta dan mutiara di mulut kerang...
Semua buta dan terbakar cemburu dikedalaman...
Lupakanlah...
Akulah pecinta itu...
Wahai kau yang duduk di permukaan, setiap saat pemangsa mengintai dibalik gemulai tarian lumba lumba dan ikan-ikan karang...
Selamatkan dirimu dan pulanglah!
Lupakanlah...
janganlah menyelamiku terlalu dalam jika kau tidak sanggup menumpahkan darah dan menanggung beban yang dipikul ribuan Gajah perang.
lupakanlah dan jangan menyelamiku ...
apa yang kau cari di kedalamanku? Cintaku tiada pada objek manapun dan saat ini hanya ada kemalangan dan kesepian pekat disekelilingku.
lupakanlah...
lupakanlah dan percayalah...
lupakanlah dan pulanglah kumohon...
Aku akan tetap disini atau binasa ditelan lautan kama.. Biarkan aku menanti kekasihku karna tidak ada pecinta seperti ini yang tidak setia...
Duhai yang mencintaiku...
Segenggam pasir ditanganmu itu bekas jejaku, leburlah dengan api dan jadikan cermin atau jadikan debu sebagai alat bersuci, Â lalu berlayarlah dengan kapal keselamatan...
Damai sentaosa bagimu kawan hidup jika engkau adalah kawan matiku.