Mohon tunggu...
Abdurohman Sani
Abdurohman Sani Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa dengan Hukum

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cintaku Apa Adanya

26 Desember 2022   16:42 Diperbarui: 26 Desember 2022   17:04 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai yang tida bermula...

Telah kulihat di ujung pedang...

Telah kulihat di atas kilatan kaki kuda yang berderap...

Telah kucium harumnya mawar berselimut duri-duri tajam.

Ketika pisau tajam mengintimi kulit leher ismail yang halus bagai sutera, digantinya gibas putih yang digembalakan 40 musim...

"Bagi hati yang ditelan kama, baginya tiada bedanya!"


Semua yang berasal dari sang kekasih adalah suluh api di bukit sina'i.

Meski seluruh sayapku patah tertumpah darah merangkak bertongkatkan paruh karenanya.

Biarlah cinta ini apa adanya...


Wahai yang tiada akhirnya.

by

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun