DIBALIK PUING
"Tidak ada dunia yang bisa memuaskanmu, tidak akan ada yang kembali setelah itu kecuali dalam keadaan terluka dan remuk bermandikan darah! setelah sebelumnya berjalan dalam hayal diantara puing-puing tajam reruntuhan bangunan kuno sebagai warisan dari ular surga yang di remas keputus asaan."
"Kau harus menyadarinya sebelum daun-daun musim semi di hempaskan angin berguguran, menyingkap seluruh persepsimu yang menempel laksana debu di dahimu, bahwa selama ini apa yang kau gauli hanyalah puing-puing tajam, dan hanya orang yang mengenal apa yang ia cari yang mengetahui apa yang ia temukan ; dalam reruntuhan puing-puing, harta tiada banding senantiasa tersembunyi di dalamnya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H