Mohon tunggu...
Abdurohman Sani
Abdurohman Sani Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa dengan Hukum

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Absurditas Kebijaksanaan

14 Desember 2022   19:05 Diperbarui: 14 Desember 2022   19:22 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSURDITAS KEBIJAKSANAAN : Horizon Peristiwa diambang Fikiran.

"Semakin banyak kita mengerti semakin sedikit yang kita ketahui, semakin tajam seseorang menganalisa segala yang di anggap ada, semakin disadarinya bahwa objek-objek itu tidak memiliki kenyataan yang hakiki."

Pada akhirnya setiap kebijaksanaan ini tak lebih hanyalah sekedar ilusi saja ; "Ketika sebuah lilin dinyalakan di ruang gelap, yang kita terokai hanyalah lilin dan apa-apa yang berlaku padanya, gejala serta suasana yang di timbulkannya saja."

Kita telah larut dan terkecoh dari sebegitu banyaknya hal atau 'selain hal' yang tidak mampuh dikesan oleh lilin tersebut, misalnya Gelap atau dikenal juga dengan kegelapan, ruang atau diantara yang memisahkan segalanya seperti jarak dan batasan-batasan dari suatu ruang disemesta ini, bukankan ini semualah yang mengasas segala pengetahuan, segala nilai dan predikat yang di sematkan pada suatu objek penelitian ilmiyah, jika tidak bagaimana menentukan esensi kebenaran dari nilai-nilai dan berpijak pada apa seluruh konstruksi penelitian dan pemikiran manusia, dan bukankah itu hal yang nyata, teramati, dan kita tidak bisa hanya berkata "Ow ini ruangan hampa, atau kegelapan total saja." bukankah fikiran menuntut suatu nilai, bukankah hal-hal tersebut ada, teramati dan tersusun dan menimbulkan pertanyaan yang logis dan sama sekali tidak bisa dikatakan tidak masuk akal atau bahkan tidak ada ; jika telah sedemikian lemahnya kebijaksanaan itu maka lebih baik berjiwa besar dan akui sajalah bahwa "Kita belum melihat segalanya," banyak hal fisik dan metafisik yang kesemuanya logis yang sama sekali tidak mampuh di jangkau pengetahuan dan  karnanya sebagian orang menyembunyikan kebodohannya dibalik satu kata 'Itu tidak logis, itu tidak ilmiah', mereka enggan melangkah lebih jauh kepada bentuk pengetahuan selanjutnya yang sebenarnya telah menyusun segala konstruksi pemikiran manusia.

Mereka menganggap dengan serampangan bahwa tidak ada eksistensi Lian dibalik segala yang mampuh mereka amati, mereka beranggapan bahwa segala hal atau selain hal atau faktor faktor eksternal diluar lilin yang saya analogikan di atas bukanlah hal yang logis. Betapa bodohnya mereka itu jika dihadapkan pada suatu pertanyaan yang juga logis mengikut kaidah kaidah ilmiyah ;
1. "Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak logis menampung sesuatu yang dianggap logis ?
2. bagaimana mungkin hal atau selain hal yang dianggap tidak masuk akal meliputi segala yang dianggap masuk akal?
3. bagaimana mungkin suatu yang tidak eksis mengeksistensi sesuatu?
4. bagaimana mungkin ketiadaan mengadakan sesuatu?"
5. bagaimana mungkin sesuatu yang sistematis dan tersistem secara teratur tercipta dari suatu yang brutal?
6. bagaimana mungkin sesuatu yang tidak disiplin mendisiplinkan pengetahuan.?

Fikirkanlah
7. Suatu permainan jika tidak ada yang membuatnya! bagaimana bisa ada aturan, kebijaksanaan dan hukum hakam berlaku padanya secara tersistem dan tersusun dengan sedemikian rapih dan disiplinnya?
8. Memikirkan suatu nilai yang ajek, suatu sistem yang kuat lagi kokoh dengan aturan dan hukum hakamnya yang disiplin dan mengikat, bagaimana bisa kita melepaskan diri dan merasa bebas?
9. Melirik betapa disiplin dan ajeknya hukum hakam yang mengikat itu ; Adakah orang yang bisa merubah anggur (khomer) menjadi buah kembali, adakah yang bisa mengembalikan kasturi menjadi darah kembali, membuat arang menjadi kayu kembali, membuat orang dewasa menjadi bai kembali, membuat orang mati menjadi hidup kembali.?

Ketidak konsistenan berfikir semacam ini melahirkan banyak kerancuan logis pada pemikiran seseorang ; Ketidak Konsistenan berfikir ini menciptakan kegagalan nalar dalam keyakinan seseorang, dan 'sebenarnya apa yang mereka yakinini itu tidak ada pada dirinya juga kepada selain dirinya' ; Mereka gagal memahami bahwa ada perbedaan pada apa yang terlihat dan belum terlihat padahal 'meski seseorang tidak melihat apa apa, bukan berarti tidak ada, artinya : bagi Renjana Keingintahuan Manusia "tidak melihat 'apa-apa' itu sama sekali tidak bisa menjadi dalil bahwa hal atau selain hal yang terlihat atau selain yang teramati memiliki predikat 'tidak ada', karna selain ada, terlihat atau teramati,,, tidak ada dan belum teramati itupun suatu objek kajian ilmiah yang lahir dari pertanyaan-pertanyaan ilmiah."

Taukah kamu ;
Jika Seseorang merasa sebagai insan berfikir maka seharusnya ia menyadari "Fikiran tidak boleh menyisakan satu pertanyaan apapun sampai ia kembali bodoh."
inilah yang sebenarnya berlaku pada segala yang ada ; Sebagaimana hidup tidak akan menyisakan perjalanan apapun yang berlaku padanya sampai ia kembali menjadi tanah.

Berkenaan dengan sebuah pencapaian, Amplitudo adalah suatu istilah fisika mengenai predikat nilai tertinggi dari suatu pencapaian sebuah objek yang bergerak fertikal apabila objek tersebut teramati dari unsur terendah yaitu Nol dan secara fisika Amlitudo terakhir bagi suatu objek pengamatan adalah harus Nol karna objek tersebut harus juga kembali jatuh dan inilah identitas paling hakiki yang akan menjadi predikat akhir bagi suatu objek yang diamati secara ilmiyah, itulah kenapa dalam ilmu Matematik bahwa unsur sebenarnya dari seluruh bilangan adalah Nol dan Satu sebagai unsur pembangun dari seluruh bilangan, karnanya Satu tidak termasuk bilangan.

Sebenarnya tulisan ini bukanlah tentang nilai, bagaimana mungkin keabsurdan bisa menghasilkan nilai, melainkan prasyarat sebuah pemikiran, bagaimana seluruh nilai dihasilkan dan darimana seluruh bilangan asli berasal.

"Saat Sebuah lilin habis terbakar setelah sebelumnya dinyalakan, cahayanyapun akan hilang, hal-hal yang berlaku padanya akan tiada, gejala dan suasana yang timbul karnanya menjadi lenyap, objek yang nampak dan diamatipun akan hilang, bukti-bukti ilmiahpun akan hilang dan seluruh teori dari hasil riset dan penelitianpun runtuh dengan sendirinya, dan resultansinya hanya Nol saja ; Sebenarnya seluruh pengetahuan di dunia  ini, takpeduli seberapa liar atau disiplinnya selalu mengarahkan kita kepada hal yang jauh melebihi rasio manusia! Sebagai sebuah contoh berkenaan dari sarana disiplin ilmu paling eksak berikut ini yang mengisyaratkan sebuah singularitas sebuah kejadian atau segala yang ada, dibalik kemajemukan, dibalik syarat-syarat, bahkan harapan ; ingatkah kita konsep matematik mengenai teori probabilitas yang memungkinkan terjadinya sesuatu kejadian nilainya diantara Nol dan Satu dimana Nol adalah nilai yang mustahil atau Ilusi saja dan satu adalah Probabilitas yang Pasti ada atau telah semula ada : Mengertilah Nyatanya kenyataan yang nyata selalu hanya satu."

Ksimpulan :
Teori Mniadakan Tuhan atau saya menyebutnya TMT akan selamanya menjada Hipotesa belaka, TMT akan selalu berakhir di ufuk ketidak pastian dan sesederhana mungkin TMT akan selalu mengalami kegagalan Pascal.

by
Abdurohman As Sani

edisi : Seni Hukum dan pengetahuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun