Berbicara politik dari sudut pandang akademisi dan sudut pandang praktisi memang cukup jauh penjelasannya, entah karena setiap praktisi politik mendapatkan pengalaman yang memang berbeda dan jauh dari teori yang dipelajari, atau memang realitas politik kita masih jauh dari definisi yang seharusnya berlaku, sehingga praktisi politik kita saat ini benar benar kehilangan arah tentang bagaimana mengaplikasikan ilmu politik dalam realitas nyata dalam tatanan negara. Ah sudahlah, sudut pandangan akademisi mengenai politik memang sudah memiliki definisi yang jelas, dan bagi saya tidak terlalu menarik untuk di perdebatkan dibandingkan politik dalam tatanan realitas.
Bagi saya, memahami politik dalam kehidupan nyata memang sangat menarik, termasuk didalamnya terkadang saya merasa miris karena politik itu begitu kejam, kadang ingin tertawa karena politik itu terkadang jadi lucu, terkadang jadi iba karena begitu pragmatisnya aktor aktor politik kita saat ini, namun terkadang politik itu begitu susah untuk tidak diikuti karena politik itu begitu asyik.
Ya, itulah poilitik bagi saya sebagai akademisi politik pemerintahan saat ini. sejauh ini saya melihat bahwa politik di kehidupan nyata memang sangat begitu kejam, bagaimana tidak, seorang aktor politik pemerintahan dengan kekuasaan yang dipegangnya bisa mendistorsi kebijakan publik menjadi hanya kebijakan elit, hal ini jelas akan menyebabkan alokasi sumber daya termasuk alokasi kekuasaan pada akhirnya akan menimbulkan dua sisi, pertama menimbulkan kerugian bagi rakyat karena kebijakan tidak ditujukan kepadanya. Kedua, menimbulkan keuntungan bagi elit karena kekuasaan yang besar dialokasikan untuk segelintir orang. Dari kasus ini, jelas politik dalam satu sisi sangat kejam, hal ini karena alokasi kekuasaan yang dilakukan oleh aktor politik ternyata merugikan rakyat sebagai pemilik sah kekuasaan tersebut.
Atau dalam kasus lain, aktor aktor politik akan menggunakan kekuasaannya untuk mendistorsi demokrasi dan pemerintahan di Indonesia saat ini, bagaimana tidak, seorang incumbent bisa menggelontorkan dana dan membuat suatu program atau kebijakan yang sebenarnya tidak sesuai dengan kebutuhan daerah atau rakyatnya, semuanya hanya di setting untuk bagaimana caranya birokrasi dan kekuasaan mampu membantu iya memenangkan kekuasaan untuk yang kedua kalinya, dari sini bisa dibanyangkan betapa banyak dana negara sesrta daya birokrasi yang hanya dimanfaatkan untuk kepentingan aktor politik, kejam, memang terkadang kejam politik itu.
Atau dalam kasus distorsi demokrasi yang lain, seorang calon anggota dewan atau calon kepala daerah akan berani membayar suara warga untuk memobilisasi mereka agar memilihnya dalam pilihan umum. Iya, mereka berani merubah partisipasi rakyat dalam demokrasi menjadi mobilisasi. Kejam, memang kejam karena iya telah menghilangkan nilai nilai luhur demokrasi dan esensi demokrasi itu sendiri, sehingga pada akhirnya demokrasi menjadi hanya sebatas prosedural semata.
Iya, diatas hanya beberapa contoh kasus saja dari sekian banyak perbuatan oknum politisi yang membuat politik terkadang menjadi kejam baik bagi rival politik bahkan bagi rakyatnya sendiri. Akan tetapi bagi saya, politik juga terkadang menjadi suatu hal yang sangat asyik untuk diikuti, politik bisa menjadi sesuatu hal yang kadang hanya mengundang tawa getir ketika melihat relalitas politik terutama aktor aktor politiknya, saling sindir, saling serang, saling pukul di gedung parlemen, aksi kutu loncat politisi dari satu partai politik ke partai politik lainnya, bagi saya hal hal tersebut menjadi parodi parodi lucu politik di negeri ini. Betapa tidak, pejabat negara atau wakil rakyat yang memegang amanah rakyat terkadang hanya menjadikan semuanya sebagai sebuah kepentingan semata tanpa memikirkan betapa banyak rakyat yang menunggu langkah nyata mereka, ini memang miris, tapi bagi saya sekaligus menjadi penggalan penggalan episode yang terkadang hanya mengundang tawa.
Maka, akankah realitas politik yang ditunjukan olah para aktor aktor politik kita masih berprilaku kejam dan terkadang mengundang tawa, semoga proses proses yang ada pada akhirnya mampu menyadarkan mereka bahwa politik, pemerintahan dan kekuasaan yang didalamnya ada amanah rakyat, pada akhirnya adalah tanggung jawab besar yang harus dilakukan dengan baik sehingga memberikan manfaat yang besar bagi rakyat. kedewasaan politik para praktisi politik pemerintahan tentu harus terus dibangun agar mereka mengerti bagaimana menggunakan kekuasaan dan menjaga kepercayaan yang diberikan oleh rakyat kepada mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H