[caption id="attachment_92070" align="alignleft" width="300" caption="Air Sanih yang tawar mengalir ke laut asin ©Mamak Ketol™"][/caption] Air Sanih atau Yeh Sanih adalah tempat wisata berupa kolam renang alam (yeh = air). Letaknya di Desa Sanih Kecamatan Kubutambahan. Berjarak kurang lebih 17 km sebelah timur kota Singaraja yang “panas”. Nama Yeh Sanih diduga berasal dari kata “yesania” yang berarti tenggara, di mana sumber mata air itu bermuara. Masyarakat setempat mempercayai bahwa aliran air sungai dalam tanah datang dari Danau Batur yang jaraknya ratusan kilometer dari Air Sanih. Air dari kolam pemandian ini sangat jernih dan menyegarkan. Air memancar tiada henti dari bawah pasir dan mengalir lagi ke laut. Meskipun lokasinya tepat di pinggir pantai, uniknya air di kolam pemandian ini adalah air tawar, bukan asin. Air Sanih dikaruniai pantai dengan pasir hitam dengan bebatuan besar dan ditumbuhi beberapa pepohonan yang rindang. Angin laut nan segar dan pemandangan menakjubkan terhampar di laut luas, mengarah ke Selat Bali. Menciptakan suasana yang menyejukkan dan memanjakan mata. Mau berenang? Atau sekedar bermalas-malasan di bawah pohon? Atau berjemur di pantai yang sejuk? Semua dapat Kompasianer lakukan di sini. Laut relatif aman untuk kegiatan berenang atau aktifitas olah raga air lainnya seperti snorkelling.
Slideshow - Kerja sama antara Mamak Ketol dan Photobucket
Pemandian Air Sanih yang sudah menjadi tempat wisata sejak tahun 1930an ini memiliki dua buah kolam. Kolam yang kecil dengan kedalaman 1 meter dikhususkan untuk anak-anak. Letaknya dekat tempat penitipan barang. Kolam untuk orang dewasa lebih besar dan lebih dalam. Letaknya agak ke laut. Ada legenda yang menyebutkan bahwa tempat ini dulunya tempat permandian bagi pasangan muda. Di komplek Yeh Sanih ini terdapat sebuah pura yang didedikasikan untuk dewa Wisnu. Sementara itu, air dari kolam dipergunakan untuk upacara keagamaan. Tak hanya umat Hindu yang memanfaatkan kolam ini. Air Sanih pun dipakai oleh umat Islam yang persentasinya cukup banyak di Singaraja. Setiap tahun, pada hari kedua lebaran, Yeh Sanih dijejali oleh masyarakat setempat yang datang berombongan dengan keluarga masing-masing. Kolam pemandiaan ini telah menjadi ajang silahturahmi tahunan bagi warga muslim. Satu dari sekian contoh bahwa masyarakat Bali menerapkan konsep people nyama-braya yaitu toleransi hubungan antar umat dan antar etnik dengan nyata. Berkaitan dengan pertanyaan di judul tulisan ini dan mengingat keunikan sumber mata air tawar ini, kira-kira apa yang akan dilakukan oleh (Jacques-Yves) Cousteau? Catatan: Cousteau telah meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 1997 dan penghormatan terakhir dilakukan di KATEDRAL Notre Dame Paris. Wikipedia mencatat bahwa sejak tahun 1989 sudah beredar rumor bahwa Cousteau adalah seorang mualaf: “An internet rumour and disinformation which has been running since 1989 says wrongly that Cousteau became a Muslim upon seeing the Koran.” Pihak keluarga pun secara resmi sudah mengklarifikasi bahwa Cousteau bukan mualaf. Silahkan baca situs Faithfreedom sebagai pembanding.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H