Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal. 1, paragraf 4).
Ki Hajar Dewantara juga sangat mementingkan pendidikan budi pekerti dalam pembelajaran. Budi pekerti adalah bersatunya budi (gerak, pikiran-rasa, kemauan) sehingga menimbulkan pekerti (tenaga-olah raga-karya). Untuk memenuhi itu semua maka pembelajaran sosial emosional (PSE) sangat diperlukan.
Pembelajaran sosial emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Ada lima kerangka kompetensi sosial dan emosional, yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Kerangka Kompetensi Sosial dan Emosional (CASEL)
Definisi
Contoh
Kesadaran Diri:
kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.
- Dapat menggabungkan identitas pribadi dan identitas sosial
- Mengidentifikasi kekuatan/aset diri dan budaya
- Mengidentifikasi emosi-emosi dalam diri
- Menunjukkan integritas dan kejujuran
- Dapat menghubungkan perasaan, pikiran, dan nilai-nilai
- Menguji dan mempertimbangkan prasangka dan bias
- Memupuk efikasi diri
- Memiliki pola pikir bertumbuh
- Mengembangkan minat dan menetapkan arah tujuan hidup
Manajemen Diri:
kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi
- Mengelola emosi diri
- Mengidentifikasi dan menggunakan strategi-strategi pengelolaan stres
- Menunjukkan disiplin dan motivasi diri
- Merancang tujuan pribadi dan bersama
- Menggunakan keterampilan merancang dan mengorganisir
- Memperlihatkan keberanian untuk mengambil inisiatif
- Mendemonstrasikan kendali diri dan dalam kelompok
Kesadaran Sosial:Â
kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda
- Mempertimbangkan pandangan/pemikiran orang lain
- Mengakui kemampuan/kekuatan orang lain
- Mendemonstrasikan empati dan rasa welas kasih
- Menunjukkan kepedulian atas perasaan orang lain
- Memahami dan mengekspresikan rasa syukur
- Mengidentifikasi ragam norma sosial, termasuk dengan norma-norma yang menunjukkan ketidakadilan
Keterampilan Berelasi:Â
kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif
- Berkomunikasi dengan efektif
- Mengembangkan relasi/hubungan positif
- Memperlihatkan kompetensi kebudayaan
- Mempraktikkan kerjasama tim dan pemecahan masalah secara kolaboratif
- Dapat melawan tekanan sosial yang negatif
- Menunjukkan sikap kepemimpinan dalam kelompok
- Mencari dan menawarkan bantuan apabila membutuhkan
- Turut membela hak-hak orang lain
Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab:Â
kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok
- Menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran
- Mengidentifikasi/mengenal solusi dari masalah pribadi dan sosial
- Berlatih membuat keputusan beralasan/masuk akal, setelah menganalisis informasi, data, dan fakta
- Mengantisipasi dan mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi dari tindakannya
- Menyadari bahwa keterampilan berpikir kritis sangat berguna baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah
- Merefleksikan peran seseorang dalam memperkenalkan kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, keluarga, dan komunitas
- Mengevaluasi dampak/pengaruh dari seseorang, hubungan interpersonal, komunitas, dan kelembagaan
Melalui pembelajaran sosial emosional akan berdampak pada peningkatan 5 kompetensi sosial emosional, lingkungan belajar yang suportif, dan peningkatan sikap positif pada diri sendiri, respek dan toleran terhadap orang lain dan lingkungan sekolah.Â
Dengan demikian berakibat juga pada peningkatan perilaku positif, penurunan perilaku negatif, penurunan tingkat stress, dan peningkatan performa akademik murid. Terkait dengan performa akademik murid, terdapat fakta penting bahwa murid yang berkembang secara sosial emosional, pada saat yang sama mereka pun berkembang secara akademik.
Berdasarkan apa yang telah saya pelajari di modul 1, Â 2.1, dan 2.2 ini saya dapat melihat bahwa untuk mewujudkan pendidikan sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat, sebagai pendidik kita perlu mengasah kemampuan akademik (melalui pembelajaran berdiferensiasi) dan kemampuan sosial emosional (melalui pembelajaran sosial emosional).
Pembelajaran sosial emosional selain mengembangkan kemampuan sosial emosional murid jga dapat mengembangkan mereka secara akademik. Dengan pembelajaran sosial emosional akan membetnuk lingkungan belajar yang suportif, peningkatan perilaku positif dan penurunan perilaku negatif.
Awalnya saya berpikir bahwa pembelajaran sosial emosional cukup diselipkan saja dalam pembelajaran. Namun setelah belajar di modul 2.2 ini saya menyadari bahwa pembelajaran sosial emosional perlu direncanakan dan dieksplisitkan.Â
Saya sangat senang karena modul ini sangat lengkap juga dengan penerapannya dalam pembelajaran, sehingga untuk mencobanya saya tidak lagi meraba-raba. Salah satu cara melatih KSE adalah dengan latihan kesadaran penuh (mindfullness). Tampak sederhana bagi saya, namun ternyata jika diterapkan memberikan manfaat yang sangat positif.
Setelah mempelajari modul 2.2 saya mendapat wawasan baru tentang menerapkan pembelajaran sosial emosional, dan bagaimana cara menerapkannya di kelas. Saya mencoba menerapkan latihan kesadaran penuh (mindfullness) di kelas saya. Dan ternyata efeknya adalah murid-murid saya yang awalnya sering ramai, mengobrol saat pelajaran, setelah praktik mindfullness menjadi agak berkurang.Â
Dan saya akan mencoba menerapkannya untuk setiap pembelajaran agar dapat membantu murid-murid saya mengembangkan kemampuan sosial emosional mereka, sehingga mereka dapat meningkatkan perilaku positif dan mengurangi perilaku negatif, dan dapat meningkatkan kemampuan akademik mereka. Selain itu saya juga akan melakukan pengimbasan ke rekan guru serta mengajak mereka membiasakan diri untuk melakukan teknik STOP sebelum mengajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H