Museum Konferensi Asia-Afrika
Sebagai "tour leader" keluarga sendiri, pagi-pagi saya membangunkan anak-anak dan papanya. Targetnya jam 7.00 pagi kami sudah mandi dan bersiap sarapan. Ternyata tidak susah, asal kita ngomel mengkomunikasikan agenda hari ini pada malam sebelumnya.
Tepat jam 7.00 pagi kami sudah wangi dan bersiap sarapan. Saat sarapan inilah, ada staf hotel yang sangat ramah menjelaskan mengenai sejarah hotel. Beliau sudah berpuluh tahun bekerja di hotel ini. Banyak cerita yang kami dapat tentang hotel yang dirancang oleh arsitek A.F Aalbers ini.
Selesai sarapan, kami berkeliling hotel sebentar untuk melihat-lihat kembali golden book, memorial, dan lukisan atau foto yang ada di koridor.
Museum KAA buka pukul 09.00. Karenanya, masih ada waktu dan kami tak perlu buru-buru menuju kesana. Bersyukur sekali Bandung hari itu sangat cerah dengan langit birunya.
Memanfaatkan waktu yang ada, kami berfoto di depan hotel, lampu merah perempatan jalan Asia-Afrika, Gedung Merdeka, lalu mampir minum kopi sebentar di kedai kopi di seberang museum. Ternyata jalan Asia-Afrika pada Minggu pagi sangat asyik untuk dinikmati.
Tepat pukul 09.00 kami bergegas ke museum KAA. Di depan museum sudah berdiri sekuriti dan satu rombongan kecil pengunjung. Ya, kami terhitung pengunjung yang rajin karena datan begitu museum buka. Hehehe
Sesuai petunjuk sekuriti, kami cukup memindai barcode yang ada untuk registrasi kunjungan. Ternyata gratis!
Tour de MuseumÂ
Memasuki museum, kesan awal yang saya rasakan memang bangunan tua khas kolonial Belanda. Tua tapi rapi dan terawat loh. Keren, bukan?
Anak-anak langsung senang melihat bola dunia besar di bagian depan. Di seberangnya tampak berjejer bendera warna-warni dan patung presiden Soekarno.