Menurut saya, endoskopi merupakan salah satu cara untuk penegakan diagnosis penyakit pencernaan. Dengan dilakukan endoskopi, semua bisa terlihat jelas kondisi bagian dalam saluran pencernaan kita. Misalnya, apakah terjadi peradangan, luka, tukak, perdarahan, polip atau mungkin tumor atau kanker.
Endoskopi yang saya jalani adalah gastroskopi yang meneropong saluran cerna mulai esofagus, lambung, hingga usus dua belas jari.
Saat endoskopi bisa sekalian dilakukan biopsi jaringan. Hasil pemeriksaan sampel biopsi bisa untuk mengetahui apakah ada radang, sel tumor, adanya keganasan atau tidak. Pun dengan adanya infeksi bakteri, utamanya oleh bakteri Helicobacter pylori.
Nah, inilah pentingnya endoskopi. Pertama, daripada sakit tidak sembuh-sembuh lebih baik dilakukan endoskopi supaya diagnosis tegak.
Dari hasil endoskopi, diagnosis bukan lagi penyakit maag atau dispepsia. Bisa jadi sakit lambung kita disebabkan karena radang (gastritis), tukak lambung, polip, infeksi bakteri, dan atau adanya tumor atau kanker.
Kedua, pengobatan lebih terarah. Jika diagnosis sudah tegak, maka rencana pengobatan dan pilihan terapi akan tepat dan menjadi tuntas.
Misalnya, jika sakit maag ternyata karena ada infeksi Helicobacter pylori tentunya akan membutuhkan antibiotika. Atau jika kasus polip atau tumor, pastinya perlu tindakan medis non-obat.
Ketiga, penyebab sakit bisa diketahui apakah karena gangguan organik atau fungsional. Seringkali orang sakit maag ternyata karena masalah fungsional akibat psikis yang terganggu. Kalau sudah begitu, biasanya tidak akan ditemukan kelainan atau masalah pada organ cernanya.
Tak jarang orang menyebut dirinya mengalami GERD padahal belum pernah endoskopi. Sensasi GERD bisa juga disebabkan karena gangguan kecemasan atau panik loh.
Saya sendiri merasakan gejala seperti GERD. Namun hasil endoskopi tidak menunjukkan ada masalah di katup gastroesofageal. Saya menjadi tenang dong.
Pengalaman Endoskopi