Dari banyak yang saya baca, gejala mengarah ke masalah empedu dan lebih banyak kasus karena adanya batu empedu.
Waduh, saya langsung cari arsip USGÂ whole abdomen saya di bulan November 2021 yang lalu. Seingat saya semua baik-baik saja, kecuali appendiks yang memang bermasalah.
Benar saja, hasil USG tahun 2021 itu tidak terlihat adanya batu empedu. Hmmm... masa iya hanya dalam waktu 3-4 bulan bisa terbentuk batu empedu? Langsung dong denial hihihi
Selain keluhan nyeri perut atas, siklus menstruasi saya kacau balau. Kadang disertai nyeri perut bawah disertai mual yang hebat. Pokoknya campur-aduk. Saya pun bingung sendiri. Saya masih berpikir mungkin hormonal saja.
Berhubung nyeri berkepanjangan hingga 1,5 bulan (tentu saja dengan skala nyeri yang naik-turun ya), saya periksa ke dokter kandungan di bulan Mei.
Pikir saya mungkin karena kista atau apalah terkait organ reproduksi. Minimal menyingkirkan kemungkinan karena masalah reproduksi perempuan.
Sampai di dokter kandungan, hasil USG oke dan tidak tampak kista dan kelainan lain. Jadi, saya diberi obat hormonal jika nanti saya menstruasi abnormal diantara dua siklus menstruasi. Oke sip.
Tiga hari berikutnya nyeri perut masih saja mengganggu. Bahkan disertai mual, kembung, dan sakit kepala. Saya (malas bolak-balik ke RS) akhirnya telekonsul dengan dokter spesialis penyakit dalam.
Dokter penyakit dalam menyarankan untuk USG whole abdomen lagi karena memang gejala lebih mengarah ke masalah kantong empedu. Saya masih tidak yakin ada batu empedu, masa iya terbentuk baru secepat itu? Hihihi
Akhirnya saya lakukan USG whole abdomen dan konsultasi ke dokter penyakit dalam. Hasilnya memang tidak ada batu empedu, tapi kantong empedu saya sudah mengalami infeksi dan peradangan.
Cukup lega dengan diagnosis tersebut. Minimal saya tidak harus operasi. Dari penjelasan dokter, radang empedu masih bisa diobati meskipun butuh waktu minimal 3 bulan.