Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tak Perlu Panik Saat Anak Mimisan

10 Maret 2022   11:00 Diperbarui: 11 Maret 2022   11:16 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengatasi mimisan pada anak.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Dulu sewaktu masih kecil, saya sering mimisan. Sepertinya bisa dibilang "langganan". Saya juga menganggap biasa saja.

Akan tetapi setelah punya anak, ternyata saya tak bisa sesantai itu. Melihat darah keluar dari hidung si Bungsu langsung kaget dan panik. Kejadian tersebut kurang lebih saat si Bungsu berusia hampir 3 tahun.

Mimisan si Bungsu mengagetkan kami karena si Sulung tidak pernah mimisan. Jadilah, ibu lebay ini agak histeris dan memutuskan kembali ke rumah sakit. Waktu itu kami habis memeriksakan si Bungsu yang demam karena flu singapura.

Mengenal Mimisan pada anak

Mimisan atau epistaksis adalah perdarahan yang terjadi pada hidung. Mimisan bisa terjadi pada siapa saja baik anak, lansia, perempuan hamil, dan atau orang dengan penyakit tertentu. Pada anak, umumnya terjadi pada usia 3-10 tahun.

Penyebab mimisan pada anak beragam, bisa karena faktor kesehatan anak namun bisa juga karena faktor lingkungan.

Dari beberapa sumber, penyebab mimisan yang sering terjadi adalah udara kering, cedera pada hidung, kebiasaan mengorek hidung atau ngupil, infeksi bakteri, dan atau karena alergi, pilek, atau sinusitis.

Kalau saya cermati, mimisan yang terjadi pada si Bungsu karena udara kering dan kebiasaan ngupil alias mengorek hidung. Mimisan semakin mudah terjadi saat dia sakit demam.

Tak perlu panik saat anak mimisan (Foto : consumer.healthday.com)
Tak perlu panik saat anak mimisan (Foto : consumer.healthday.com)

Faktor lain yang ikut berperan adalah tipisnya pembuluh darah di hidung. Waktu itu pernah diperiksa dokter spesialis THT dengan endoskopi hidung. Hasilnya tidak ada masalah serius.

Kemungkinan besar mimisan si Bungsu karena pembuluh darah yang tipis dan juga faktor keturunan. Ya, saya dan suami juga sering mimisan saat kecil.

Pertolongan Pertama Saat Anak Mimisan

Saat dan pasca rawat inap karena covid-19 kemarin, si Bungsu mengalami beberapa kali mimisan. Mimisan terjadi malam hari saat tidur sekitar pukul 00.00 - 01.00 dan pagi hari.

Meskipun ini kedua kalinya, tetap saja saya sedikit panik. What happened with him? Why? Tentu saja ada kekhawatiran kenapa-kenapa.

Saat mimisan, si Bungsu akan bangun kemudian duduk. Saat itu saya pencet hidungnya untuk menghentikan perdarahan. Puji Tuhan, cepat berhenti.

Esoknya bangun tidur, tiba-tiba dia datang ke kamar saya. Saya kaget karena darah sudah mengalir hingga bibir atas. Buru-buru saya ambil tisu dan kembali menekan hidungnya.

Cara menghentikan mimisan tersebut saya tahu dari dokter anak si Bungsu. Setelah saya buka-buka situs kesehatan, ternyata sama kok. Jadi cara yang benar bukan disumpel daun sirih atau tisu seperti orang jaman dulu.

Dilansir dari Alodokter, inilah pertolongan pertama yang bisa kita berikan adalah sebagai berikut :

  • Tetap tenang dan jangan panik
  • Minta anak duduk dengan tegak di kursi atau di pangkuan
  • Miringkan kepala anak sedikit ke arah depan (sedikit menunduk)
  • Jangan biarkan anak bersandar atau menengadahkan kepala supaya darah tidak masuk ke tenggorokan dan tertelan
  • Minta anak bernafas melalui hidung, lalu jepit cuping hidung selama 10 menit
  • Jika sudah berhenti, minta anak untuk beristirahat
  • Awasi jangan sampai anak mengorek dan atau menggosok hidung

Tak Perlu Panik Saat Anak Mimisan

Kemarin saat telekonsultasi dengan dokter anak, saya jadi paham bahwa sebenarnya orangtua tak perlu khawatir saat anak mimisan. Apalagi dalam kasus saya, bisa jadi si Bungsu mimisan karena faktor genetik dari kami dan tipisnya pembuluh darah.

Namun harus tetap diperhatikan bagaimana menangani mimisan dengan benar dan cara mencegah supaya tidak sering terjadi. 

Misalnya, setelan AC kamar yang tidak terlalu dingin sehingga udara tidak terlalu kering. Atau juga memberi tahu anak untuk tidak mengorek dan mengupil. Kebiasaan ini susah untuk dikontrol, tapi jika kita terus memberitahu bahayanya tentu anak akan paham.

Hal lain yang membuat saya tidak terlalu panik adalah frekuensi mimisan yang tidak sering, jumlah darah yang keluar tidak banyak, dan mimisan pun cepat berhenti.

Dari dokter anak juga, saya mendapat informasi bahwa mimisan pada anak yang perlu dikhawatirkan adalah jika frekuensinya sering, jumlah darah yang keluar banyak, perdarahan tidak berhenti setelah 10 menit, dan atau ada tanda lain seperti anak sering lebam di badan tanpa sebab. Bisa jadi ada hal serius pada anak yang harus ditangani.

Sekian dan semoga bermanfaat.

Referensi 1

Referensi 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun