wisata. Mungkin karena tanpa rencana dan kurang mengetahui kota yang kami kunjungi.
Sewaktu liburan di kota Solo Desember 2021 kemarin, kami bingung menentukan destinasi"Anak-anak mau diajak kemana ya?" tanya suami saya. Saya juga bingung mau kemana. Dulu sudah pernah ke Keraton Solo. Ingin cari yang lain saja.
Memang sejak pandemi saya menjadi lebih selektif memilih tempat wisata keluarga. Sekiranya tempatnya ramai, kami lebih baik tidak jadi. Ya, bagaimanapun kesehatan lebih penting.
Awalnya saya menawarkan untuk mengunjungi museum De Tjolomadoe. Tapi langsung ditolak oleh papanya anak-anak karena bekas pabrik gula. Bukan apa-apa, si Bungsu sering tidak nyaman ketika diajak ke tempat-tempat tertentu. Ya sudah, langsung saya coret. Padahal dalam hati ingin sekali kesana.
Setelah berpikir ini dan itu, saya jadi ingat kakak saya pernah berkunjung ke The Heritage Palace. Tapi saya tidak menanyakan tempat apa. Sekilas saya lihat fotonya bagus. Karenanya, saya putuskan untuk mengunjunginya.
The Heritage Palace
Siang itu (29/12/2021), cuaca kota Solo sangat cerah. Dari hotel kami menuju ke The Heritage Palace yang ada di kabupaten Sukoharjo. Tak jauh juga dari kota Solo yang siang itu tidak macet.
Begitu mendekati lokasi, kami melihat tiang tinggi. Saya dan suami sedikit terperanjat. "Kayaknya bekas pabrik gula juga ini!"Â
Benar saja, tiang tinggi tersebut adalah cerobong pabrik gula. Tapi tanpa disangka anak-anak malah antusias dan tidak sabar. Padahal sudah hampir kami batalkan. Ya sudah yang penting sebelum masuk kami berdoa dulu.
Siang itu cuaca sangat cerah. Langit biru sangat cantik meskipun lengkap dengan panas mentari yang terik.
Sampai di loket, tak ada antrian. Tertulis disana harga tiket masuk sebesar 35 ribu dan tiket terusan 70 ribu. Kami membeli tiket terusan. Inginnya sih mengeksplor semua tempat disana.
Koleksi Kendaraan Antik
Tak ada antrian di jalur masuk, tapi ada pengecekan akun Peduli Lindungi dan juga tiket. Setelah mendapat cap di tangan, si Bungsu langsung berlari menuju patung Superman di pintu masuk.
Di belakang patung Superman, ada truk pemadam kebakaran. Wah, kesan pertama lansung cocok banget untuk anak TK! Seumur anak saya umumnya sedang menyukai alat transportasi segala jenis.
Lalu kami masuk ke dalam museum. Wah, luas sekali! Rasanya lega. "Wah, lumayan juga ternyata!"
Lalu kami pun masuk ke ruang yang lebih dalam. Banyak koleksi kendaraan kuno dan antik. Si Bungsu langsung gesit lari kesana-sini.
Sekilas tempat ini mengingatkan saya pada museum Angkut yang ada di kota Batu, Malang. Hanya saja jika dibandingkan jumlah koleksinya tentu tak selengkap museum Angkut.
Beberapa koleksi sangat memorabel buat saya. Terutama kendaraan roda dua. Ada vespa, motor honda 90 cc berwarna merah, motor kawasaki, dan motor honda bebek legendaris tahun 70-an. Kendaraan jenis itulah yang menemani masa kecil saya.
Belum sempat mendekati kendaran-kendaraan itu, si Bungsu sudah lari kabur kesana-sini. Hmmm... rupanya tempat ini cocok untuk anak laki yang suka otomotif. Kami pun berjalan mengikuti kemana si Bungsu
Disana kami sempat berfoto bersama mobil dan koleksi unik tersebut. Ada petugas yang bisa kita minta tolong untuk mengambilkan foto.
Pada beberapa koleksi malah dilengkapi 3D art and trick sehingga kita bisa berpose seolah-olah mobil sedang di dekat jurang dan lain-lain. Ya, lumayan untuk sekedar bersenang-senang dengan keluarga.
Studio Foto 3 Dimensi dan Rumah Terbalik
Setelah mengitari ruang dengan koleksi kendaraan antik, kami masuk ke ruang selanjutnya. Disini lebih banyak untuk foto-foto dengan latar seni 3 dimensi.
Bagi penggemar foto kekinian sangat cocok. Pasti sangat puas karena banyak sekali latar seni 3 dimensi yang ada. Pokoknya sampai puas!
Berhubung saya hanya ingin menyenangkan anak, maka sesuka hati mereka saja. Saya pun bukan orang yang fotogenik. Hehehe
Tak terasa berfoto dan melihat-lihat saja membuat kami haus. Jadilah, kami menuju kantin yang ada di sebelah untuk membeli minuman.
Selesai minum, kami menuju ruangan sebelahnya lagi. Ternyata tempat selfie yang terbalik. Anak-anak cukup senang melihat wahana ini. Apalagi melihat hasil foto yang lucu.
Kemegahan Bekas Pabrik Gula Jaman Belanda
Terik mentari siang itu sungguh menyengat. Perut juga sudah mulai keroncongan. Kami segera keluar menuju pelataran tengah yang indah.
Disana ada taman yang asri dengan beberapa mobil antik yang dipanjang. Pemandangan sangat menarik. Ada kesan eksotik yang terlihat. Bekas kemegahan pabrik gula Gembongan yang tak lekang waktu. Padahal bangunan ini berusia lebih dari 100 tahun.
Jika mau, bisa naik ke bagian atas melalui tangga. Pemandangan lebih bagus lagi. Kemegahan arsitektur peninggalan jaman Belanda terlihat makin keren. Sayang, anak-anak mulai tidak betah. Kami pun langsung menuju taman bergaya Eropa.
Di dekat taman ini, kita bisa bermain dengan burung hantu. Si Sulung yang mencoba memegang burung hantu. Hanya begitu saja, dia terlihat ceria loh. Ah, ketahuan kurang jalan-jalan! Hehehe
Tak lama dari situ, kami bergegas pulang. Dua jam berkeliling pada siang hari di tempat ini cukup melelahkan. Rasanya senang melihat anak-anak menikmati liburan yang sederhana itu.
Jika saya amati tempat ini cukup prospek untuk dikembangkan lagi menjadi wisata kuliner juga. Ada beberapa bangunan gedung yang belum dimanfaatkan. Pastinya akan lebih menarik lagi.
Hmmm... pokoknya destinasi wisata ini sangat terekomendasi untuk dikunjungi. Bagi keluarga cocok, bagi kawula muda apalagi! Top banget loh buat lokasi prewedding! Hehehe...
Sekian dan semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H