Akhir semester kemarin di bulan Desember, ada pengumuman dari sekolah bahwa PTMT akan digelar kembali untuk semester berikutnya. Ada beberapa perubahan kecil. Misalnya, untuk kelas 3-6 SD berkurang jumlah pertemuan PTMT menjadi 2 kali seminggu saja. Selebihnya akan dilakukan secara online.
Saya sudah tak lagi berpikir ini dan itu. Yang pasti kedua anak saya lebih menyukai PTM dibanding online. Karenanya, saya mengambil ancang-ancang untuk mendaftar PTMT secepatnya jika sudah dibuka.
Namun lagi-lagi ada perubahan dari pemerintah. Sesuai kesepakatan 4 menteri, maka sekolah diwajibkan mengadakan PTM 100% apalagi untuk sekolah yang berada di zona hijau dan PPKM level 1-2.
Yah... berubah lagi! Memang perubahan ini juga reasonable karena masalah learning loss juga tak bisa dipandang sebelah mata. Tapi sebagai orangtua, lagi-lagi galau dan bimbang.
PTMT dengan PTM 100% tentu sangat berbeda. PTMT menggunakan kuota terbatas untuk jumlah anak dan jam belajar. Sedangkan PTM 100% akan diikuti semua anak dengan jam belajar seperti biasa.
Berangkat dari hal itu, saya mulai bimbang. PTM 100% bisa dikatakan sekolah seperti biasa. Yang berbeda adalah pemakaian masker dan penerapan protokol kesehatan lainnya.
Harapan Orangtua
Sekolah anak saya hingga hari ini masih melaksanakan PJJ dan belum ada PTM sama sekali. PTMT yang direncanakan sebelumnya dibatalkan atau ditunda (belum ada info lagi). Sedangkan PTM 100% masih dalam wacana dan belum ada informasi lagi.
Baca juga : Vaksin Covid-19 untuk Anak, Aman-aman Saja!
Harapan saya, PTM 100% dilaksanakan setelah anak-anak vaksin kedua (bulan Februari 2022). Mungkin jeda seminggu setelah vaksinasi akan lebih baik karena antibodi sudah terbentuk secara optimal. Artinya, anak-anak punya "tameng" menghadapi Covid-19 pada saat PTM 100%.
Bagaimanapun untuk kembali sekolah seperti biasa, anak-anak perlu vaksin Covid-19 yang sudah lengkap. Setidaknya risiko juga menjadi sangat minimal. Dengan demikian, PTM 100% untuk anak usia 6 tahun keatas bisa dilakukan.