Di restoran ini juga kami mencoba ayam goreng kremes yang mantap dimakan dengan sambal. Menurut pramusajinya, ayam goreng kremes ini menjadi menu andalan restoran Adem Ayem.
Pagi menjelang siang sembari menikmati gudeg dan ayam goreng kremes cukup membuat kami menikmati kota Solo. Ya, bagi kaum "rumahan" selama pandemi, hal seperti ini sudah cukup menghibur. Apalagi berulang-kali kami melihat kereta Batara Kresna yang lewat. Rasanya sudah ke ujung dunia! Hahaha (Harap maklum biasa hanya lihat tembok rumah).
2. Tengkleng
Sebenarnya menu tengkleng pernah kami coba di daerah kami tinggal. Tapi tetap saja penasaran seperti apa rasa tengkleng di daerah asalnya. Kami pun merencanakan sebagai menu makan siang hari berikutnya.
Rekomendasi dari teman adalah tengkleng mbak Diah yang berada di daerah Sukoharjo. Pas dan kebetulan karena siang itu kami mengunjungi tempat wisata tak jauh dari rumah makan ini.
Saat membaca menunya, kami agak bingung memesan tengkleng apa. Menu yang tersedia tengkleng spesial, tengkleng kepala, tengkleng balungan, dan tengkleng gongso. Duh, saya tidak berani pesan tengkleng kalau ada otak, mata, dan lidah! Akhirnya kami memesan tengkleng balungan.
Tengkleng balungan menggunakan tulang-tulang dengan sedikit daging. Agak repot memakannya. Mungkin cocok untuk orang yang sabar. Hihihi
Saya sendiri lebih suka makan sate saja. Tinggal makan dan enak! Ohya, sate kambing di rumah makan ini juga mantap! Rasa dagingnya tak diragukan kalau dibuat dari daging yang segar.
3. Es Gempol
Sering mendengar es gempol atau bubur gempol, tapi sejujurnya kemarin adalah kali pertama saya mencoba es gempol. Sebuah kebetulan saja karena siang itu kami makan di Ndalem Kopi Solo Anyar, sebuah rumah makan berupa rumah joglo dengan menu masakan rumahan.
Iseng saja saya memesan es gempol. Pikir saya lumayan sebagai penutup makan siang. Ternyata es gempol ini terdiri dari kuah santan dan gula dengan ditambah bulatan-bulatan atau gempol yang terbuat dari beras. Gempol ini rasaya manis.