Serigala-serigala Dunia
Mulanya ia acuh tak peduli
kini muntahan kata-kata dari mulutnya serupa ribuan gula-gula,
membuat orangtua terpana
Pujian mengangkasa untuk dirinya
lalu ia naik dengan menginjak saudara
Orangtua tak sadar akan tipu daya
isi kepala yang penuh nafsu harta benda
Entah ilmu sihir apa yang telah menyulapnya,
seolah dia lahir tanpa orangtua
Sungguh tega!
Angin menyibak helai dedaunan
mengantar pada  sosok diujung sana
usia dewasa yang terus merengek pada orangtua,
tak ada malu sudah berkeluarga
Hari-hari hanya berkeluh-kesah
pada orangtua yang seharusnya bahagia
Jika tak mampu memberi harta,
setidaknya jangan menaruh duka pada orangtua
Satu, dua, tiga...
semua berlomba menunjukkan cinta beragenda,
tulus hanya di bibir dusta
berharap orangtua terlena
Wajah-wajah itu menyiksaku
serupa serigala berbulu domba
akan memangsa siapa saja
yang menghalangi keinginannya
Ketamakan ada di punggungnya
serupa buntalan besar tiada sabar
Orangtua hampir termakan goda
mengabulkan segala pinta
kini orangtua tergolek tak berdaya
serigala menjauh untuk sementara
bulu domba mulai tersingkap
Hingga saatnya orangtua menyerah pada takdir menutup mata,
Serigala segera berkerumun
menyalak bentak penuh kuasa
Kengerian menyelubungiku
kemana mereka saat orangtua butuh perhatiannya?
Sedetik kemudian batinku terguncang hebat,
Kulihat bulu-bulu domba tertanggal sempurna
Manusia mewujud menjadi serigala
mereka tertawa terbahak-bahak memangsa daging terenak di dunia : WARISAN
Sekejap sunyi senyap mencekam
drama keluarga lenyap seketika
daging terus disantap tak bersisa
sebelum esok menjadi kotoran tak berguna
Sungguh ini kengerian nyata!
nafsu serakah akan harta
kemalasan yang menguasai jiwa
merontokkan cinta untuk orangtua
Cinta orangtua tulus tanpa putus
mengapa kau balas dengan akal bulus?
Cikarang, November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H