Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dua Museum yang Pertama Kali Saya Kunjungi

15 Oktober 2021   14:57 Diperbarui: 15 Oktober 2021   15:25 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua museum yang pertama kali saya kunjungi (Foto Kiri : wisatajateng.com Kanan : heritage.kai.id)

Museum apa yang pertama kali anda kunjungi? Adakah yang masih mengingatnya? Kapan pertama kali mengunjungi museum tersebut?

Tiga pertanyaan diatas jika ditarik ke belakang bisa jadi membuka ingatan sekaligus kesan kenangan dan sikap kita terhadap museum. Saya bersyukur sebagai anak kampung, piknik saat di Taman Kanak-Kanak saya adalah ke museum.

Saya masih ingat betapa senangnya diajak "piknik" bersama guru dan teman-teman TK. Waktu itu belum ada istilah fieldtrip, adanya piknik! Hihihi

Namanya anak TK dari kampung, piknik itu artinya pergi ke kota. Umur 5 tahunan tentunya belum tahu apa-apa, lebih banyak bermain dan berimajinasi.

Piknik TK saya waktu itu ke Ambarawa. Disana ada museum yang sampai sekarang masih ada dan makin bagus.

Mau tahu dua museum yang pertama kali saya kunjungi saat saya masih unyu-unyu?

1. Museum Palagan Ambarawa

Dalam kenangan saya, museum Palagan ini sangat keren. Bayangkan, anak umur 5 tahunan bisa melihat "pesawat". Waktu itu pesawat Mustang Belanda yang ada di museum ini. Rasanya pesawat yang sangat besar sekali! Pokoknya keren!

Museum dan pesawatnya masih ada sampai sekarang. Terakhir saya kesana mungkin sekitar tahun 2013. Museum masih rapi dan tertata.

Pesawat Mustang di museum Palagan Ambarawa (Foto : VIVA.co.id/Fody Handoko)
Pesawat Mustang di museum Palagan Ambarawa (Foto : VIVA.co.id/Fody Handoko)
Seingat saya biaya masuk cuma berapa ribu rupiah saja. Waktu itu Abel kecil bahagia sekali saya ajak kesini. Di dalam museum, saat melihat senjata perang jaman kuno langsung bilang, " dor... dor... dor..." Hehe


Suatu saat saya ingin mengajak si Bungsu kesana. Museum Palagan ini termasuk museum tua dengan usia hampir 50 tahun jika dihitung dari tahun peresmiannya yakni di tahun 1974.

Di museum ini, kita bisa mengajak anak belajar sejarah dan perjuangan bangsa. Bahwa kemerdekaan Indonesia itu diperjuangkan dan bukan pemberian cuma-cuma.

2. Museum Kereta Api Ambarawa

Tak jauh dari museum Palagan Ambarawa, ada museum kereta api. Buat generasi 90-an mungkin masih ada yang ingat videoklip Negeri Di Awan-nya Katon Bagaskara. Nah, disini salah satu lokasi syutingnya lengkap dengan kereta uap kunonya.

Waktu TK setelah dari museum Palagan, saya diajak "piknik" ke museum kereta ini. Saat itu belum sebagus sekarang. Hanya ada kereta-kereta kuno dan kereta uap yang masih berfungsi.

Saya masih ingat dulu kereta uapnya menggunakan bahan bakar kayu. Bagi anak TK, bisa melihat kereta sungguhan sudah senang.

Kereta tua lokomotif diesel Ambarawa-Tuntang (Foto : Dokpri MomAbel)
Kereta tua lokomotif diesel Ambarawa-Tuntang (Foto : Dokpri MomAbel)
Berbeda dengan museum Palagan, museum kereta ini sudah menjadi destinasi "wajib" wisata keluarga saya. Dari jaman keponakan pertama, kedua, dan berlanjut ke anak-anak saya. Apalagi dengan adanya karakter Thomas and Friends kesukaan semua anak.

Tak terhitung berapa kali saya mengunjungi museum ini. Konon museum ini juga museum pertama dan satu-satunya museum kereta api di Indonesia.

Terakhir kali saya kesana sebelum pandemi. Kami sempat naik kereta diesel dengan lokomotif kuno-nya.

Entah, berulang-kali naik kereta yang melewati jalur Ambarawa-Tuntang ini tak ada bosannya. Pemandangan di sekelilingnya indah. Ada rawa pening, sawah, dan deretan perbukitan yang asri.

Pemandangan rawa Pening (Foto : Dokpri MomAbel)
Pemandangan rawa Pening (Foto : Dokpri MomAbel)
Sekarang museum kereta ini sudah dilengkapi papan informasi tentang sejarah perkereta-apian di Indonesia. Lokomotif kereta tua-nya juga sudah tertata rapi.

Selain itu, menikmati stasiun tua yang dulu bernama stasiun Willem I ini juga asyik. Seolah membawa kita pada masa lalu yang klasik. Menarik bukan?

Sekian dan semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun