Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Adab Membeli Mobil Bekas Langsung dari Pemilik

11 Oktober 2021   06:00 Diperbarui: 11 Oktober 2021   09:55 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konsumen tengah memilih mobil bekas di showroom Mobil (Sumber: Mobil88 via otomotif.kompas.com)

Dua kali menjual mobil bekas sendiri membuat saya berpikir untuk menuliskan artikel ini. Memang karakter orang berbeda-beda, tapi saat membeli sudah seharusnya punya adab yang baik.

Jika ingin dihargai, maka seseorang harus menghargai orang lain. Begitu nasihat bijak yang sering kita dengar. 

Sayangnya, beberapa kali saya mengamati suami mengeluh dengan perilaku calon pembeli.

Menurut saya, ada hal yang mesti kita perhatikan saat membeli mobil langsung dari pemiliknya. Inilah catatan saya:

1. Jangan tak serius
Seseorang menjual mobil pastinya bukan iseng atau main-main tapi serius. Karenanya, sebaiknya calon pembeli juga harus serius dan jangan iseng.

Contohnya begini, saat kami menjual mobil ada calon pembeli menelpon untuk melihat mobil. Orang ini meminta kami datang ke kompleks perumahannya yang bisa dikatakan lumayan jauh.

Sebenarnya tak masalah jika tak jadi membeli. Tapi yang dilakukan pasangan suami-istri yang sudah berumur ini benar-benar menjengkelkan.

Kami sudah jauh-jauh datang, ternyata orang ini hanya iseng ingin mencoba dan "merasakan" seperti apa mobil yang kami jual. Memang mobil kami waktu itu jarang dimiliki orang.

Awalnya kami tak mau berprasangka buruk. Tapi setelah dia mencoba mobil kami dan banyak omong yang "tinggi", kami langsung merasa ini orang tidak serius.

Dari omongannya, mereka terlihat tidak ada bujet dan maaf mobil mereka (yang katanya mau diganti ini) kok jauh sekali ya kalau untuk upgrade.

Kami tak bermaksud merendahkan atau menilai orang dari bungkusnya, tapi pasutri ini sungguh keterlaluan. 

Setelah mencoba mobil, lalu tidak menawar sedikitpun. Selesai. Duh, untung suami saya itu sabar.

Jadi, sebaiknya jika memang ingin mencoba atau melihat sebaiknya jangan bossy dan terus terang saja. 

Calon pembeli sah-sah saja kok jika ingin mencoba, tapi perhatikan etika dan sopan santun.

Sejak kejadian itu, kami tidak mau lagi mendatangi calon pembeli. Kami memilih untuk bertemu di rumah kami saja. Ini juga untuk keamanan sebagai penjual.

2. Menawarlah dengan cara yang sopan
Menawar harga dalam jual-beli adalah wajar. Tapi sebaiknya tawar dengan cara yang sopan. Sopan dalam artian jangan asal-asalan.

Misalnya seperti kejadian kemarin. Calon pembeli menyepakati harga sebelum ke rumah untuk melihat mobil. Tapi begitu sampai dan cek mobil, pembeli ini masih mau menawar. Aneh kan?

Adab Membeli Mobil Bekas Langsung dari Pemilik (Foto : pixabay.com/Tumisu)
Adab Membeli Mobil Bekas Langsung dari Pemilik (Foto : pixabay.com/Tumisu)

Anehnya lagi, calon pembeli ini dengan seenaknya mengatakan lampu sudah mau mati lah, ban tidak bagus lah. Padahal jelas-jelas ban belakang baru ganti, lampu tidak masalah, dan kami pemilik tangan pertama yang selalu servis di bengkel resmi secara rutin.

Jadi, menawar itu boleh tapi menjatuhkan dengan hal-hal yang tidak sesuai fakta dengan maksud penjual menurunkan harga. Ini sangat tidak sopan. Akhirnya, suami saya membiarkan orang ini terserah mau mengatakan apapun.

3. Kepercayaan adalah utama
Dulu sewaktu menjual mobil, pembeli mobil kami mengutus orang untuk mengambil mobil di rumah. Transaksi dilakukan saat itu juga sesuai harga yang disepakati.

Transaksi pun mudah, yaitu dengan menggunakan mobile atau internet banking. Setelah uang masuk ke rekening saya, mobil beserta suratnya langsung dibawa pembeli. Mudah dan cepat kan?

Nah, beda lagi dengan kejadian kemarin. Calon pembeli ribet sekali. Dia datang ke rumah dengan membawa beberapa buku tabungan. Untuk transaksi, dia mengajak kami ke bank dan tidak mau dengan m-banking.

Entah, apa maksudnya. Bolak-balik mengatakan isi tabungannya banyak. Tapi sangat terlihat calon pembeli ini tak percaya sama kami. Ya kalau tidak percaya, sebaiknya membeli mobil di showroom saja.

4. Tepati janji bertemu
Sering calon pembeli membuat janji sendiri, bahkan meminta waktu ini dan itu. Seperti kapan hari, kami terpaksa pulang cepat dari jalan-jalan bersama anak. Eh, ditunggu tak datang juga. Ditelpon tidak respon.

Hal seperti ini merugikan orang. Kalau janji sebaiknya ditepati karena penjual bukan benda mati. Minimal berilah kabar jika ada kendala.

5. Pembeli adalah raja tapi harus rendah hati
Pasti semua orang tahu jargon "pembeli adalah raja". Tapi meskipun raja harus rendah hati dong.

Sebagai calon pembeli tak perlu sok tahu jika memang tidak tahu. Silahkan bertanya, toh penjual juga akan menjawab dan menjelaskan secara utuh.

Misalnya, calon pembeli mengatakan mobil ini bekas tabrak atau banjir tapi sok tahu dan asal ngomong. Bahkan dia juga tidak tahu cara mengeceknya. 

Padahal sekarang ini semua bisa dilihat dan dibuktikan. Ada kok tips dan caranya untuk membuktikan. Karenanya, jangan berasumsi. Jadilah pembeli yang cerdas dan beradab.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun