Dengan membayar semua kewajiban di depan, kita akan tahu apakah keuangan kita sehat atau tidak. Jika setelah membayar semua kewajiban, uang tinggal sedikit dan tak cukup untuk hidup, ini harus jadi koreksi diri. Kemungkinan ada yang salah. Besar pasak daripada tiang?
2. Pisahkan uang belanja dengan tabungan
Jika semua kewajiban sudah selesai dibayar, maka selanjutnya adalah membuat anggaran belanja. Misalnya kebutuhan makan sehari-hari, belanja kebutuhan bulanan, uang transportasi (beli bensin, e-toll dll), jajan anak, dan seterusnya. Semua ini ada dalam satu rekening.
Jadi, antara rekening untuk tabungan dengan uang belanja berbeda. Ini membantu kita untuk disiplin dan tidak boros.
Begitu juga buat aturan kapan mengambil uang tunai di anjungan tunai mandiri (ATM). Seminggu sekali misalnya. Hal ini akan membantu kita tidak boros karena bolak-balik ambil uang di ATM. Jangan sampai keasikan sogok, nanti akhir bulan ATM mogok tidak bisa mengeluarkan uang karena saldo habis.
Bagaimana dengan era online-shopping sekarang ini? Ya, pastinya batasi sebulan sekali bertransaksi atau batasi maksimal transaksi dalam bulan itu. Kalau perlu tak usah instal aplikasi atau cukup punya satu aplikasi. Hehehe
Susah ya? Hmmm.. ya memang harus belajar untuk merasa "cukup". Cukup bukan hanya cukup secara nominal uang, tapi cukup dengan apa yang dipunya, membeli apa yang perlu, dan tidak konsumtif. Jika kita merasa kurang terus, ya nanti bakal kurang terus.
3. Menabung di depan
Lajang bekerja tapi tidak punya tabungan? Wah, ini banyak kejadian. Banyak lajang yang merasa masih bebas dan tidak punya tanggungan, pada akhirnya santai dan foya-foya dalam mengelola keuangan. Tak sedikit dari mereka yang bahkan tak punya tabungan.
Dulu saya begitu, kemudian saya membaca buku finansial (lupa judulnya.. ). Intinya menabunglah di depan, jangan belakangan karena biasanya tak bersisa! Percaya deh!