Dengan memiliki dana darutat, saya lebih tenang menghadapi. Bahkan suami saya terkaget-kaget bahwa saya punya sejumlah dana darurat dengan nilai tertentu. Ada manfaat yang saya dapat, selain bisa menutup kebutuhan tersebut.
Pertama, saya tetap bisa membahagiakan anak-anak. Artinya, ketika terjadi kedaruratan yang membutuhkan biaya sangat besar, hal ini tidak berimbas pada anak-anak.
Anak-anak tetap bahagia. Kami masih bisa makan enak, memenuhi kebutuhan anak dengan layak, dan bahkan masih mengajak anak jalan-jalan dan liburan. Bayangkan jika saya tidak punya dana darurat, mungkin kami terpaksa puasa?
Kedua, dengan punya dana darurat saya tak perlu berhutang atau terjerat utang. Yang namanya kebutuhan mendadak, jika tak terpenuhi akan memaksa kita meminjam atau merepotkan orang lain. Ini yang sangat saya hindari. Puji Tuhan, dengan dana darurat saya tak perlu berhutang.
Ketiga, saya lebih tenang dan santai. Ketika suami panik dan pusing, saya tetap tenang karena saya punya dana darurat ini. Hal yang menyedihkan jika berduka kehilangan orang yang dicintai tapi juga berduka karena tidak punya uang untuk acara adat.
Tenang disini bukan berarti dana darurat yang saya punya sudah semacam uang "nganggur" dan tidak berseri kayak konglomerat. Bukan. Tapi setidaknya dengan dana darurat jika pun saya kesusahan, saya tidak susah-susah amat.
Keempat, dana darurat meminimalkan pertengkaran dalam rumah tangga. Kondisi darurat dan membutuhkan banyak dana tak jarang memicu pertengkaran. Masing-masing saling menyalahkan. Istri atau suami saling menuduh siapa yang boros. Kalau sudah begitu, bisa berjilid-jilid berantemnya!Â
Pelajaran penting dari dana darurat
Tak perlu terlihat kaya
Dari dana darurat, saya belajar bahwa keuangan keluarga yang sehat itu lebih penting dibanding gengsi untuk terlihat kaya. Belum tentu orang yang terlihat kaya, keuangan keluarganya sehat.