Kota Semarang terkenal sebagai kota "lumpia". Siapa sih yang tidak tergiur mencoba lumpia Semarang? Penganan dengan kulit renyah berisi irisan rebung dan udang, dimakan dengan dicocol saus dan cabai rawit. Endolita!
Namun, jangan salah karena Semarang juga punya kuliner soto. Soto khas Semarang pun tak kalah menggoda. Dijamin tak menyesal!
Hal yang wajib saya coba ketika berkunjung ke Semarang adalah makan soto ini. Kadang sebagai sarapan pagi, kadang sebagai makan siang.Â
Jika seminggu disana, biasanya sebelum kembali ke rumah saya makan lagi soto ini. Hahaha... Niat banget ya!
Selain kedua warung soto tersebut, saya sering makan di warung soto pak Harto di daerah Sampangan. Juga warung soto pak Wito di daerah Semarang Indah.
Soto Semarang itu Berkuah Bening
Yang khas dari soto Semarang adalah kuah bening dan tidak memakai santan. Rasa soto menjadi enak dan gurih karena menggunakan ayam kampung.
Dalam mangkuk kecil, nasi ditambah suwiran daging ayam, bawang putih goreng, taoge, irisan daun seledri dan daun bawang. Untuk menyantapnya bisa ditambahkan sambal, perasan jeruk nipis, dan atau kecap manis. Hmmm... sedap!!!
Berbeda dengan soto lain, jika menyantap soto Semarang kita akan disodori dengan aneka "sate-satean". Saya menyebutnya demikian karena sate benaran ini tidak dibakar, melainkan ditusuk saja seperti sate.
Yang khas dari sate-satean ini adalah sate kerang. Saya belum pernah menemukan di tempat lain. Kerang ini dimasak bumbu bacem, setelah itu ditusuk dengan tusukan sate. Rasanya manis-gurih. Pokoknya top!
Nah, untuk menu tambahan ini adalah favorit saya dan suami. Perkedel kentang memang paling mantap berduet dengan soto bening.
Suami saya paling kalap makan tempe goreng ini. Biasanya tempenya digoreng kering. "Kapan lagi makan tempe goreng seenak ini!" begitu katanya.
Porsi Kecil Bikin Nambah!
Kalau membeli soto Semarang, jangan kaget karena mangkok soto berukuran kecil. Pertama kali makan soto Semarang, suami saya bingung. "Kecil amat ini mangkok!" Hahaha
Sudah mangkoknya kecil, seringkali nasi dicampur. Duh, bagi orang luar Jawa mungkin aneh. Tapi memang begitu. Sebenarnya bisa kok minta soto pisah dengan nasi. Nasi dalam piring dan soto tetap dalam mangkok kecil.
Pernah reuni dengan teman kuliahnya dari Makassar. Kami makan bersama di soto Semarang yang melegenda. Saya menahan ketawa melihat pelayannya antara heran dan bingung. Bayangkan, dua orang laki-laki tapi memesan soto enam mangkok. Hahaha...
Dan yang lebih mengherankan, teman suami ini yang justru memilih makan soto ini. Beliau belum lama menetap di Semarang, tapi katanya sudah jatuh cinta sama soto Semarang.Â
"Eh, maaf ya saya tidak bisa makan soto ini kalau cuma semangkok! Belum lagi satenya ini..." katanya. Valid kan soto Semarang ini enak dan wajib dicoba untuk foodie?
Duh, menulis artikel ini sambil menelan ludah. Kangen sekali ke Semarang, makan soto dan sate kerang kemudian minum es teh tawar. Nikmat sekali di udara Semarang yang panas.
Pada ikut ngiler juga kah? Hehehe
Salam kuliner Nusantara!
Artikel ditulis untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa ijin penulis. Semua foto adalah koleksi pribadi milik penulis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI