Sebagai orangtua, saya sedih namun juga emosi. Hanya saja karena saya tahu ini masa pubertas, saya berusaha untuk sabar. Awalnya papanya pun mulai kesal, tapi bolak-balik saya sampaikan bahwa si Sulung ini sedang mengalami pubertas.
Sebagai orangtua, kita harus memahaminya. Sebisa mungkin untuk bijak, sabar, dan tidak terpancing emosi supaya tak terjadi konflik dengan anak. Apalagi jika kita sampai marah yang kebablasan atau melabel ini dan itu. Pokoknya jangan sampai orangtua ikut emosi dan malah melukai anak.
Disinilah penting mengetahui kapan anak mulai memasuki pubertas. Jadi, jika anak perempuan sudah tumbuh payudara kita harus bersiap menghadapi perubahan emosi dan psikologis anak. Jangan tunggu anak perempuan mendapat menstruasi pertamanya baru memahami.
Menurut saya penting menemani anak perempuan yang menghadapi perubahan dan gejolak saat pubertas. Bisa jadi anak pun sebenarnya tidak paham dan bingung dengan perubahan yang ada. Wong orang dewasa pun masih bingung ketika terjadi perubahan ini dan itu. Apalagi anak yang tahunya bermain dan belajar.
Hmmm... sekarang sih saya sudah tenang. Anak perempuan saya sudah mulai stabil. Komunikasi kami pun juga baik-baik saja. Dia sudah kembali ceria dan menyenangkan.
Semoga bermanfaat.
Artikel ditulis untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa ijin penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H