Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Salah, Menstruasi Bukan Awal Pubertas pada Anak Perempuan

15 Agustus 2021   06:00 Diperbarui: 16 Agustus 2021   01:32 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya ibu menemani anak remaja perempuannya saat pubertas (Foto: pixabay.com/nastya_gepp)

Mengapa penting mengetahui tanda awal pubertas?

Sebagai orangtua, kita mesti tahu kapan anak mulai mengalami pubertas. Hal ini supaya kita bisa menentukan langkah dan sikap menghadapi anak yang puber.

Pubertas pada anak perempuan terjadi secara berurutan tahapan seperti di atas. Namun, itu semua adalah tanda dan perubahan fisik. Padahal pubertas juga memengaruhi kondisi psikologis dan sosial anak yang menurut saya sangat penting dan tidak bisa diabaikan.

Sejak tumbuh payudara, biasanya dalam jangka waktu 1-2 tahun anak akan mendapat menstruasi pertama. Nah, dalam rentang waktu inilah orangtua akan merasakan perubahan yang drastis pada anak.

Ada gejolak hormon yang memengaruhi psikologis anak perempuan. Orangtua harus berperan dan tidak terbawa emosi menghadapi anak yang puber. Jadi, kalau orangtua tidak menyadari anaknya sedang puber tak bisa dipungkiri akan terjadi konflik dengan anak.

Pentingnya ibu menemani anak remaja perempuannya saat pubertas (Foto: pixabay.com/nastya_gepp)
Pentingnya ibu menemani anak remaja perempuannya saat pubertas (Foto: pixabay.com/nastya_gepp)

Dari pengalaman anak perempuan saya, perubahan sikap dan emosinya berubah setelah tumbuh rambut pubis. Dia datang kepada saya, "Mama, ini kok ada rambutnya ya?". Waktu itu umurnya sudah 9 tahun lebih.

Nah, setelah itu dia mulai berubah. Apalagi menjelang menstruasi pertama (menarche) di usia 10 tahun. Dari "little princess" yang manis tiba-tiba berubah menjadi sangat menjengkelkan sekali. Saya benar-benar elus dada dan lap keringat!

Jika dulu dia sering datang bercerita ini dan itu, di masa ini berubah menjadi pendiam. Bahkan ditanya pun malas menjawab. Dia juga ingin maunya sendiri. Seleranya berubah, sudah tidak mau memakai baju-baju yang girly tapi baju warna gelap (aduh....tepuk jidat!).

Waktu itu juga dia malas belajar. Tadinya paling antusias sekolah menjadi ogah-ogahan. Apa kata saya tak lagi digubris. Yang menjengkelkan lagi bermain game hingga lupa waktu.

Namun, ada saatnya dia tiba-tiba sedih tanpa tahu sebabnya. Saya menjadi bingung juga. Setelah dipeluk dan ditemani di kamar, dia tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun