RISA
Kucium aroma bunga edelweis dari Agung. Kuperhatikan detil bunga yang konon adalah bunga abadi. Hmmmm....
Sebagai perempuan, bohong kalau kubilang aku biasa saja dengan perlakuan Agung. Dia baik dan romantis.
Cerita sebelumnya :Â
Bagian satu (klik disini)
Bagian dua (klik disini)
Binar matanya sangat jelas berkata bahwa dia ada rasa untukku. Bagaimana dengan aku?
Aku masih ragu. Apalagi dia malah mengajakku olahraga di hari Minggu pagi. Mungkinkah ada jurang pemisah yang tak bisa dilawan? Aku seperti tertawan.
Di satu sisi, aku suka kesederhanaannya. Aku terbawa pada momen manis yang diberikan Agung. Jangan-jangan aku telah terseret arus cinta?
Minggu sore dia menjemputku. Berdua berolahraga sore di stadion. Lebih banyak istirahat dan nongkrongnya.
"Ris, minum dulu..." ucapnya menyodorkan botol minumnya.