Banyak mitos yang berkembang di sekitar kita tentang perawatan bayi. Salah satunya yang pernah saya dengar adalah tidak boleh memeras dan atau mencuci pakaian bayi menggunakan mesin cuci. Konon hal itu bisa menyebabkan perut bayi melilit sehingga bayi rewel dan menangis.
Sepuluh tahun yang lalu, pakaian bayi si sulung selalu dicuci dengan tangan. Waktu itu karena ada ibu saya dan asisten rumah tangga yang membantu.
Lalu bagaimana dengan si bungsu yang lahir 4 tahun lalu? Hmmm... Pakaiannya tak lagi dicuci dengan tangan, tapi dengan mesin cuci!
Sebenarnya bukan karena ada mesin cuci, tapi karena waktu itu saya belum mendapat asisten rumah tangga. Ibu saya pun hanya menemani dan sudah tak saya perbolehkan melakukan pekerjaan rumah tangga.
Mengurus bayi dan kakaknya saja sudah kewalahan, jadi saya harus berputar otak bagaimana supaya semua urusan rumah tangga beres dan saya tidak kecapekan.
Untuk makan, seringkali beli lauk dan sempat juga menggunakan jasa catering. Untuk tanaman, ada tukang kebun bulanan, dan setrika pakaian menggunakan langganan laundry. Jadi, saya hanya membersihkan rumah (dibantu suami) dan mencuci pakaian.
Saya tak sekalian mencuci pakaian di laundry karena menurut saya lebih bersih dicuci sendiri. Apalagi untuk pakaian bayi yang memerlukan cara sendiri untuk mencucinya.
Cara saya mencuci dengan mesin cuci selalu menggunakan mode cuci "baby care". Mode cuci ini memakan waktu lebih lama. Untuk deterjen dan pewangi, saya pakai yang khusus untuk bayi.Â
Biasanya deterjen khusus ini wanginya tidak terlalu kuat, hipoalergenic, tidak mengandung pemutih, dan menggunakan bahan dari tumbuhan (bukan kimia). Dengan demikian, aman dan nyaman untuk kulit bayi yang sensitif
Semua cara tersebut cukup meringankan beban saya. Sebenarnya antar jemput sekolah juga ingin memakai jasa jemputan, tapi si sulung tidak mau, jadi saya tetap menjemputnya ke sekolah dengan bayi yang saya taruh di carseat mobil.