Bagaimana dengan opsi COD? Saya hampir tak pernah menggunakan. Menurut saya, cash on delivery ini tidak fleksibel karena mengharuskan untuk siap menerima pesanan dan membayar ke kurir.Â
4. Manfaatkan voucher bebas ongkos kirim
Sesuai prinsip ekonomi, sebisa mungkin hemat. Seringkali ongkos kirim membuat keki karena mahal. Untuk menyiasatinya, saya selalu menunggu promo dan voucher bebas ongkir. Lumayan loh!
5. Komunikasikan dengan pasangan
Waktu belanja asyik, tapi begitu paket datang diomel-omelin sama pasangan. Hmmm... jadi tidak bahagia kan? Kalau saya selalu ingat "rambu" dari pasangan. Biasanya marah kalau saya beli barang yang tak berguna. Karenanya, ke empat poin diatas selalu menjadi pertimbangan.
Sejauh ini, pasangan saya tak pernah marah dan saya juga terbuka belanja apa saja dan untuk siapa. Pastinya maklum, kondisi pandemi ini banyak kebutuhan, anak-anak bertumbuh pasti banyak keperluan baju yang harus ganti ukuran dan seterusnya.
6. Masukkan sebanyak-banyak ke keranjang tapi check-out sesedikit mungkin.
Nah, kalau yang terakhir ini adalah cara supaya dompet "aman" dan tidak jebol. Seringnya, orang lapar mata membeli ini-itu asal diskon dibeli saja.
Kalau saya, misalkan ada barang yang perlu, diskon, atau mungkin diinginkan, masukkan saja ke dalam keranjang. Tapi check-outnya nanti-nanti, atau jika perlu tak usah check-out hihihi
Pokoknya anggap saja waktu membuka marketplace itu seperti masuk mall dan mencoba masuk ke semua outet. Lihat-lihat, bandingin harga, dan kalau memang belum perlu ya sudah.
Ya daripada mengeluh dan menggerutu kapan pandemi berakhir, lebih baik instal aplikasi belanja online. Setelah itu duduk manis, intip sana-sini hehehe...