Ya ampun, aku malu sebenarnya waktu itu. Tapi ibuku santai dan percaya diri. Padahal kami harus naik angkutan umum. Tapi begitulah ibuku. Aku maklum. Siapa yang tidak semangat ingin melihat cucu pertama dalam keluarga?
Jadilah, aku dan ibuku dalam bis AKAP menjadi perhatian orang-orang. Ada ibu-ibu dengan sanggul dan make up yang medok dalam bis hihihi...
Mungkin penumpang lain yang melihat tersenyum dan maklum. Namanya hari Kartini selalu identik dengan perempuan berkebaya dan bersanggul. Meskipun untuk kasus ibuku, Kartini sedang kesasar! Hehehe
Namun, aku rasa waktu itu semua maklum melihat rona bahagia yang terpancar dari wajah ibuku. Rona bahagia seorang nenek baru!
Ibuku sudah tak memikirkan respon orang lagi. Beliau hanya memikirkan seperti apa cucu laki-lakiku. Benar saja, turun dari bis, ibuku berjalan cepat seolah ingin lari saja menuju rumah sakit kecil itu. Aku pun terseok mengikutinya.
Hmmm... dua puluh tahun telah berlalu, namun kenangan hari itu tak pernah pudar karena cerita lucu ibuku. Salah satu hari termanis melihat ibuku menggendong cucu pertamanya.
Hari Kartini adalah juga hari lahir seorang "Kartono" , cucu pertama dalam keluargaku. Juga hari yang memorabel karena ibu "Kartini" -ku, perempuan tangguh itu telah menjadi nenek.
Cikarang, 21 April 2021
Teriring doa untuk "Kartini" dan "Kartono" dalam keluargaku. Panjang umur, sehat, dan bahagia selalu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H