"Nggak, Ma!" sahutnya.
Ekor mataku menunjuk pada keranjang putih yang terletak tak jauh dari lemari. Kosong. Padahal baru tadi pagi, aku mengambil dari ruang setrika. Aku mencium ada yang tak beres.
"Mamaaa..." teriak si kecil masuk ke kamar. Aku menoleh dan tersenyum.
"Ka, tadi kakak ambil baju-baju disini?" tanyaku pada si Sulung sambil menunjuk keranjang putih.
"Nggak, Ma..." sahutnya.
Tiba-tiba si bungsu tersenyum. Aku langsung bertanya halus padanya, "Tadi, Adek yang masuk-masukin baju kesini?"
"Iya, Adek bantu Mama, "sahutnya bangga.
"Ohhhhh...." kataku dan si Sulung hampir bersamaan.
Si Sulung tertawa terpingkal-pingkal, sedangkan aku tertawa kecut. Di satu sisi, aku bangga Si Bungsu tahu membantu mamanya (tentu dengan caranya dia).
Namun, kubayangkan hasil setrikaan segitu banyak dimasuk-masukkan dengan berjejal di lemari! Dan aku harus merapikan satu per satu. Kutarik nafas panjang. Hmmmm.... Sabar... Sabar... Sabar...
Kasih itu Sabar!Â