Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Keajaiban dalam Pernikahan (Bagian 2)

6 Februari 2021   06:00 Diperbarui: 6 Februari 2021   06:31 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan pernikahan tak selalu indah. Setiap pernikahan pasti melewati masa dilema yang tentu tidak mudah. Ada pilihan untuk menyerah atau berserah

Cerita sebelumnya : Keajaiban dalam Pernikahan (Bagian 1) klik di sini.

Selalu ada pelangi sehabis hujan, begitu kata orang. Selalu ada pengharapan dalam setiap peristiwa. Tak salah juga karena kehidupan tanpa pengharapan adalah mati. Namun, jika kita pikir lagi, pelangi yang muncul itu seringkali hanya sekejap dan tidak selamanya.

Semua yang indah akan berlalu dan berganti dengan hal lain. Hujan? Badai? Atau mungkin panas terik? Tak ada yang kekal. Tak ada kebahagiaan yang abadi di dunia ini.

Kira-kira itulah yang kami alami ketika tak bisa bersama-sama merayakan ulang tahun pertama Abel kecil. Sedih karena papanya harus kembali bekerja di negara lain. Saya sih sebenarnya tidak terlalu "baper". It is okey! Masih ada hari esok.

Namun, setelahnya, tatkala suami mengabarkan uangnya hilang dicuri sama pembantu, rasanya sedih juga. Saya merasa apes. Kehilangan uang sebesar satu bulan gaji menjadi ekspat disana membuat saya merasa "kok gini amat hidup!"

Waktu itu saya siapkan sejumlah uang dollar untuk biaya hidup sehari-hari sebelum berangkat. Saya hitung untuk kebutuhan selama enam bulan karena memang awalnya suami akan pulang setahun dua kali. Uang itu saya taruh di amplop dan menyimpannya di tas kerja yang biasa dipakai.

Entah, pembantu yang terakhir memang tak sejujur pembantu yang sebelumnya. Dan untuk urusan yang begitu, mereka jauh lebih pintar. Suami tak sadar telah hilang uangnya. Dia sadar ketika temannya kehilangan uang sehingga ikut mengecek uang di tasnya.

Kehilangan ini sangat berarti karena setelah itu kami harus memulai hidup yang baru Indonesia. Setidaknya banyak kebutuhan yang harus kami beli. Tapi ya sudahlah, kejadian ini membuat saya untuk belajar ikhlas.

Orang bilang saya kurang beramal atau pelit atau apalah, namun bagi saya kehilangan bukan tentang itu semua. Kehilangan sesuatu mengajarkan kita untuk ikhlas dan tidak menjadikan materi duniawi diatas segala-galanya.

Memulai dari Nol

Setelah suami kembali ke Indonesia, kami memulai semua dari nol. Satu hal yang menjadi masalah adalah kami tidak punya mobil. Mobil sebelumnya sudah kami jual karena tak ada yang memakai.

Sesuai perjanjian kerja, suami akan mendapat mobil setelah tiga bulan dan lulus masa percobaan. Jenis mobilnya pun sudah jelas di perjanjian kerja. Jadi, selama tiga bulan itu kami berpikir, apakah akan menyewa atau membeli mobil.

Opsi membeli mobil, jelas saya coret karena tidak berani mengambil kredit waktu itu. Untuk menyewa mobil, jelas oke namun memikirkan biaya sewa, hmmm... kok lumayan juga ya?

Akhirnya setelah berdiskusi, kami memilih menyewa mobil. Tutup mata saja dengan uang sewa. Begitu tiba di bandara hari Sabtu, pihak rental sudah menjemput. Rencana akan menyewa selama 2 minggu dulu.

Begitu bertemu, kami lupakan dan tak pernah lagi membahas uang yang hilang. Mengingatnya justru akan menambah kesedihan. Lupakan dan lebih baik menatap masa depan.

Kami benar-benar memulai dari nol kembali. Tentu berharap semoga suami bisa "survive" di kantor yang baru. Yang penting sudah berkumpul dalam satu rumah sebagai sebuah keluarga. Sesederhana itu harapan kami.

Mobil di hari pertama kerja

Senin berikutnya, suami sudah masuk kerja di kantor yang baru. Pastinya menggunakan mobil sewaan. Padahal kantor dekat rumah.

Namanya hari pertama kerja, sebagai istri tentu ingin tahu bagaimana hari pertama kerja. Saya menunggu suami pulang kerja untuk tahu cerita kantor yang baru. Saya menunggu di kamar karena si kecil sudah tidur.

Tiba-tiba ada suara mobil masuk ke carport rumah. "Kok beda dari suara mobil rental itu?" ucap saya dalam hati. Kali ini suaranya lebih kenceng. Saya keluar dan membuka pintu rumah. Ya ampun, kenapa suami pulang bawa mobil lain? Ini bukan mobil sewaan kami.

Begitu suami turun, dia pun terlihat canggung dengan mobil berbodi besar itu. "Mobil siapa? Kaget aku, " kata saya. "Mobil kantor. Itu disuruh pak bos pakai ini, " sahutnya.

Saya tersenyum tak percaya, kok bisa? Jujur lihat mobilnya saja saya kaget. Bukan mobil sejuta umat yang kami sewa. Setelah masuk rumah, kemudian suami bercerita kalau disuruh pakai mobil itu oleh atasannya. Sedangkan mobil sewaan diminta untuk ditinggal di kantor. Nanti akan diantar ke rumah oleh sopir kantor.

Jangankan saya, suami pun tak percaya di hari pertama kerja langsung dikasih mobil. Mobil itu bukan baru tapi sudah setahun dipakai oleh orang ekspat kantor. Jika dibanding dengan perjanjian kerjanya, mobil ini jauh lebih mahal.

Hmmm... saya masih ingat perasaan saya waktu itu, antara haru dan bahagia. Tak menyangka mendapat kemudahan seperti itu. Esoknya mobil sewaan itu kami kembalikan. Duh, senangnya karena saya tak harus membayar uang sewa mobil selama 3 bulan. Betapa leganya.

Semua karena kasih karunia

Sungguh saya terkesima dengan keajaiban yang ada. Sebuah anugerah terindah yang tak terduga. Bahkan tak pernah terpikirkan. Kejutan dari Tuhan sangat nyata diantara pergumulan hidup yang ada. Mungkin bagi orang lain, hal ini biasa. Tapi bagi kami adalah berkat yang luar biasa. Ini bukan usaha manusia, namun karena kasih karunia Tuhan.

Dua belas tahun bersama, kami banyak merasakan kemurahan Tuhan dengan jalanNya yang tak terpikirkan oleh kami. Sebuah berkat Tuhan yang datang ketika kami berusaha ikhlas menerima kemalangan hidup.

Kebahagiaan sebuah pernikahan bukan terletak pada segala rupa harta dunia. Tetapi ketika kita bisa bersama-sama merasakan cinta kasih Tuhan, Sang Pemelihara Kehidupan.

Cikarang, 5 Februari 2021

Salam cinta dan kasih,
MomAbel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun