Liburan yang berkesan akan tinggal kenangan tanpa dokumentasi yang baik. Liburan tanpa kamera ibarat makan sayur tanpa garam dan cabe. Tak ada gregetnya. Apalagi di jaman smartphone dan instagram, foto adalah wajib hukumnya! Klak-klik ribuan kali, foto disana-sini, bergaya begini dan begitu.
Terkadang momen dokumentasi ini mempunyai cerita sendiri. Serunya saat mengambil foto ataupun saat berpose lucu bersama teman atau keluarga. Tentu ada satu-dua cerita konyol dan penuh keseruan yang kita alami.
Berhubung sekarang ini liburan tak sebebas dulu, lebih baik kita ingat cerita konyol liburan yang telah lalu sebagai pengobat lara dan juga rindu (Ceilehhh...)
1. Kamera Habis batre
Tahun 2010, saya berdua dengan suami liburan di Dubai. Sebenarnya stop-over saja sambil jalan pulang ke Indonesia. Waktu itu kami cuma bermodalkan kamera saku digital yang kami beli di Dubai juga karena kamera lama ternyata rusak.
Hari kedua di Dubai, kami mengikuti tur Safari Dessert yang sangat seru. Waktu itu satu mobil dengan orang India. Tur sore di gurun pasir menggunakan mobil Landcruiser ini sangat seru karena sopir sengaja melakukan manuver yang membuat seisi mobil jantungan.
Di tengah gurun pasir tertinggi, kami berhenti untuk menikmati matahari tenggelam. Indah dan keren sekali! Pertama kali kami menjejakkan kaki di gurun pasir yang luas membuat kami takjub. Karenanya, kami banyak berfoto tanpa memikirkan batre kamera.
Akhirnya, kami hanya menikmati tarian eksotis dari penari cantik-cantik tersebut. Padahal ingin memotretnya sebagai kenangan. Namun, ada hikmahnya juga karena setelah kejadian ini suami saya selalu siap dengan batre cadangan tiap kali kami liburan.
2. Tripod dijadikan mainan anak
Suatu saat suami mendapat tugas untuk training di Singapura. Berhubung anak masih satu dan saya juga ibu rumah tangga, kami pergi bersama untuk sekalian liburan. Lumayan seminggu di negeri singa.
Waktu itu si Sulung masih berumur 3 tahunan. Selama suami training, saya ajak keliling sekitar hotel. Pokoknya jalan-jalan tidak jelas di sekitar Park Hotel Clarke Quay tempat kami menginap.
Hari ke-4 kami murni liburan keluarga. Seperti biasa, mandatory destinasi adalah Merlion Park, Marina Bay Sand, dan Sentosa Island.
Di Merlion Park, kami ingin membuat foto kenangan dengan menyiapkan tripod. Dan ternyata gagal total! Begitu melihat tripod, Abel kecil langsung tertarik untuk memainkannya. Diputar-putar dan dinaik-turunkan berulang-kali. Dia tak mau di foto. Untuk dirayu pun susah.
Akhirnya, kami pasang kamera di jalan yang lebih tinggi dan memotret dengan timer. Dan taraaa.... Abel tetap sibuk dengan tripod kamera. Hmm.. ekspetasi sama realita sungguh beda! Hahaha
Ketika Abel kecil berumur 5 tahun, kami liburan ke Johor dan Kuala Lumpur Malaysia. Kali ini sudah santai membawa kamera mirorless. Anak umur segitu sudah tahu menjaga barang.
Hanya saja sebagai mamah muda yang ingin eksis, saya membawa serta tongkat narsis (tongsis) atau selfie stick. Tongsis ini saya beli dadakan, malam hari sebelum terbang. Harga murah meriah karena adanya juga itu saja di mall sekitar rumah.
Selama 3 hari di Johor, tongsis ini sungguh andalan untuk mengabadikan momen kami bertiga. Tentu dengan berbagai gaya kenarsisan kami.
Hari ke-4 kami jalan-jalan di Kuala Lumpur. Berhubung lelah mendera, kami jalan-jalan di mall Suria KLCC. Lelah fisik tapi ternyata keinginan narsis masih tetap ada. Saya masih sibuk dengan tongsis baru ini. Berfoto sana-sini.
Tiba-tiba saja berpose, handphone saya yang terpasang pada tongsis jatuh. Beruntung tak sampai ke lantai karena terikat kabel tongsis. Begitu saya tangkap handphone dan menarik tongsis barulah tahu apa yang terjadi. Tongsisnya patah! Hahaha
Saya langsung malu sendiri dan berlagak cuek. Pasti banyak yang melihat kejadian ini. Suami mesem-mesem menahan tawa. "Tuh, tongsis murah juga dibeli!" ledeknya. Kemudian saya jawab, "Ini bukan karena murahnya, ini sudah capek dari kemarin buat narsis terus! Hahaha "
Dia pun tertawa. Suami memang kurang suka berfoto pakai tongsis. Dan tipikal bapak-bapak yang lebih menikmati momen dibanding sibuk narsis berfoto.
Setelah tongsis tersebut patah, saya pun ikut patah hati. "Belum foto di depan twins tower!" rengek saya. Akhirnya, suami mengajak saya ke toko di mall untuk membeli tongsis yang lebih bagus.
"Ini, kalau beli yang seperti ini!" katanya sambil menyerahkan tongsis yang baru. Saya pun tersenyum. Ya, namanya ibu-ibu yang penting ada dan yang penting bisa narsis! Hahaha...
Duh, kalau ingat cerita konyol saat liburan jadi kangen juga ya? Liburan keluarga yang ceria dan penuh tawa, namun banyak juga drama.
Yuk, bagikan cerita konyol liburanmu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H