Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Menciptakan Suasana Belajar Online di Rumah

3 Januari 2021   11:00 Diperbarui: 3 Januari 2021   11:14 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi (diambil dari pixabay.com)

Bulan Januari sudah kita lalui beberapa hari. Setumpuk harapan menjadi penyemangat menapaki hari di tahun yang baru. Liburan panjang hampir usai. Artinya semua akan kembali ke rutinitas seperti biasa.

Bagi ibu rumah tangga seperti saya, sebenarnya tak ada yang beda karena masih tetap mengurus anak-anak di rumah. Namun, kali ini saya lebih senang karena anak-anak akan kembali belajar dengan sekolah online dari rumah.

Di masa pandemi ini, saya lebih memilih anak-anak sekolah daripada libur. Selain tak leluasa kemana-mana, dengan sekolah anak-anak bisa belajar dan bertemu teman meskipun secara virtual. Liburan yang panjang di masa pandemi sangat membosankan bagi kami.

Berhubung di semester ini anak-anak masih home-based learning alias sekolah online, maka sebagai orangtua kita mesti menyiapkan segala sesuatu untuk mendukung suasana belajar. 

Keberhasilan pembelajaran jarak jauh atau online tidak hanya tergantung dari sekolah dan guru. Peran orangtua dan suasana rumah turut mempengaruhi keberhasilan belajar pada anak. 

Lewat artikel ini, saya ingin berbagi tips untuk menciptakan suasana belajar di rumah. Semua berdasarkan pengalaman saya di semester kemarin.

1. Siapkan ruang belajar yang nyaman
Supaya suasana kondusif untuk belajar, saya menyiapkan ruang belajar untuk anak. Si Sulung di kamarnya, sedangkan Bungsu di ruang bermain yang sudah saya tata sedemikian sehingga dia nyaman.

Ruang belajar si Bungsu (Foto : pribadi)
Ruang belajar si Bungsu (Foto : pribadi)
Semua ruang belajar tak ada mainan dan jauh dari TV. Dalam memilih ruangan, kita bisa menyesuaikan dengan rumah kita. Yang penting bagi saya adalah ruangan bersih dengan meja dan kursi. Jadi, anak terbiasa duduk dan mendengarkan penjelasan dari guru

2. Buat aturan yang jelas
Meskipun sekolah dari rumah, bukan berarti tak ada disiplin dan sesuka hati. Saya buat aturan kecil buat anak-anak, seperti harus siap konferens sesuai jadwal, kapan bermain, dan kapan tidur siang.

Khusus untuk si Sulung, saya beri aturan harus selesaikan tugas dulu sebelum nonton Netflix atau baca buku. Dengan begitu, tak ada waktu yang sia-sia.

3. Sesekali beri kejutan pada anak
Tak bisa dipungkiri, sekolah online dari rumah itu membosankan. Anak sering mengeluh banyak tugas dan tidak bisa bertemu teman-teman.

Saya sangat memaklumi kondisi pandemi ini memang tidak mudah. Karenanya, sesekali saya beri kejutan kepada anak-anak. Misalnya, hari Rabu boleh minta makanan kesukaan. Biasanya si Sulung minta pizza.
Kadang juga kejutan berupa makan di luar bersama papanya. Sebenarnya drive-thru saja sih sambil jalan-jalan naik mobil. Terlihat sepele tapi anak-anak senang. Mereka antusias dan langsung mandi jika tahu papanya pulang cepat.

4. Dampingi anak saat mengerjakan tugas
Anak-anak seringkali kurang semangat mengerjakan tugas. Tentu berbeda dengan pada waktu sekolah tatap muka dimana anak bisa ngobrol dengan temannya dan saling bertanya.

Nah, supaya tetap semangat, saya sempatkan untuk menemani mereka. Terkadang saya hanya duduk di kamarnya sambil baca buku. Yang saya lihat si Sulung lebih semangat dan mengerjakan tugasnya hingga selesai dibanding jika sendirian di kamar.

5. Kurangi Mengomel
Walaupun ini tips terakhir tapi tidak kalah penting. Justru ini yang seringkali dilupakan, terutama ibu-ibu yang mendampingi sekolah online di rumah.

Ibu-ibu sering ngomel di rumah, termasuk saat mendampingi anak belajar online. Omelan yang tak tepat pasti akan menjadikan suasana tidak kondusif untuk kembali belajar.

Saya mendapatkan pencerahan ini dari Moms Study Group di sekolah anak saya. Bahwasanya seorang ibu adalah "mentari" dalam keluarga. Ibu adalah barometer penentu suasana di dalam keluarga.

Jika di pagi  hari ibu memulai hari dengan mengomel, tentu berakibat suasana rumah berantakan. Entah suami dan atau anak pasti akan merasakan imbasnya. Setelah menyadari hal itu, akhirnya saya berlatih untuk tersenyum dan mengurangi mengomel.

Di pagi hari, saya akan menyapa suami dan anak dengan "Good Morning". Untuk anak-anak, saya berikan cium dan peluk. Hal kecil namun terbukti membangkitkan semangat anak-anak.

Sebagai mentari, ibu harus bersinar cerah untuk seisi rumah. Bayangkan kalau ibu-ibu mengomel, anak masih tidur pun diomelin, pasti hati anak juga kesal. "Ayo bangun, mau sekolah tidak? Ini sudah jam berapa? Jangan malas... bla bla bla..." Yang mendengar saja jadi sebal, apalagi yang diomelin ya?

Ibu-ibu itu memang sudah "hobi" mengomel yang kadang sebenarnya tidak perlu. Tidak mudah memang untuk menahan diri dan untuk diam. Namun, saya belajar dan melatih diri untuk tidak mengomel pada anak.

Saya bangunkan anak-anak kadang sambil bercanda, "Ayo bangun, mau ketemu sama Miss nggak? Hari ini bikin apa ya sama Miss?" atau "Kak, bangun! Ini putri tidurnya Mama minta dicium dulu kayaknya ya?"

Sederhana namun mengena. Anak-anak pun jadi semangat, patuh, dan mood-nya juga baik saat duduk mengikuti pembelajaran online.

Sebagai ibu tentu saya tidak sempurna, masih banyak kurangnya. Yang terpenting adalah berupaya dan terus mencoba melakukan yang terbaik untuk keluarga. Terutama di masa pandemi yang tidak mudah ini, kita harus terus memupuk asa.

Semoga artikel ini bermanfaat. Salam sehat dan tetap semangat untuk semua orangtua yang mendampingi anak belajar dari rumah. (RR)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun