Memang beliau menghitung dengan cepat dengan bahasa yang terdengar cepat. Anak saya tertawa-tawa. Lucu banget katanya. Selesai membayar, anak saya masih membahas cara bapaknya menghitung.
Mungkin saya yang lambat berpikir atau menurut saya memang penjual harus bisa hitung cepat, sampai disini saya masih belum paham. Begitu anak saya terus membicarakan dan tentunya kagum dengan cara menghitung bapaknya, barulah saya tahu mengapa mereka memberi nama warung rawonnya kalkulator hihihi
Jadi ternyata warung rawon ini disebut rawon kalkulator karena penjualnya memberi totalan pesanan pembeli tanpa menggunakan kalkulator! Beliau menghitung cepat seperti kalkulator. Oalah... begitu tah?
Setelah itu, masalah kalkulator ini jadi deh bahan ceramah motivasi saya ke anak supaya tekun belajar matematika dasar, yaitu perkalian dan penjumlahan. Hhmmm ibu-ibu memang begitu ya? Cerewet nggak habis-habis. Tapi untuk kebaikan anak boleh kan ya? hehe
Selamat berakhir pekan untuk teman Kompasianer semua. Hanya sedikit cerita dari kota Surabaya...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI