Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon, Wajib Dikunjungi Milenial

27 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 27 Oktober 2019   06:07 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs Sirara Denok di bagian luar paling belakang museum (Dok. Pribadi)

Menjelajah keraton Kasepuhan Cirebon di siang hari memang bukan ide yang baik, apalagi jika membawa anak-anak. Bukan saja panas, namun tubuh juga "meleleh" alias berkeringat dan dehidrasi.

Persis di depan bangsal Jinem, anak-anak mulai protes minta minum. Saya pun melipir kesamping kiri bangsal dimana penjual minuman berada. Setelah itu, anak-anak tidak terlalu antusias lagi seolah energinya habis terkuras.

Akhirnya saya ajak kembali ke depan, sembari menengok Museum Pusaka yang sebelumnya kami lewati saja.

Bangunan Baru dan Menarik

Sebenarnya begitu melewati museum ini sebelum ke bangsal Jinem, si sulung tidak sabar dan ingin masuk. Namun saya tahan karena ingin menjelajah keraton sampai bagian belakang terlebih dahulu.

Dan ternyata "feeling" saya tepat. Masuk ke museum setelah mengelilingi keraton ibarat berjalan di gurun pasir dan menemukan oase plus rumah untuk berteduh. Kenapa? Karena Museum Pusaka dilengkapi pendingin udara. Jadi, sambil melihat koleksi kita "ngadem" hehehe

Harga Tiket Rp 25.000

Ketika membuka pintu museum, ada lobi dan resepsionis dimana kita bisa membeli tiket masuk. Area lobi depan yang tak begitu luas ini ditata apik dan menarik.

Siang itu, ada beberapa rombongan wisata sekolah. Beberapa orang hanya masuk hingga ke lobi museum. Sepanjang di dalam museum, saya hanya ketemu 1-2 rombongan keluarga saja.

Museum yang Keren dengan Gaya Milenial

Awalnya saya berpikiran museum ini tua dan seperti biasanya museum yang kurang perawatan. Ternyata museum ini baru berusia 2 tahun. Tepatnya diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 18 September 2017 lalu. Pantasan masih bagus, kata saya dalam hati.

Peresmian Museum Pusaka 2 tahun yang lalu oleh Presiden Jokowi (Dok. Pribadi)
Peresmian Museum Pusaka 2 tahun yang lalu oleh Presiden Jokowi (Dok. Pribadi)

Jika memasuki museum yang sebenarnya tidak begitu luas ini, kita akan terkesan dengan kebersihan, kerapian, dan keindahan dalam penataan koleksi. Semua koleksi tersusun baik dan tertata rapi.

Ada yang diletakkan dalam lemari kaca, ditempel atau digantung pada dinding, dan atau di tempat terbuka dengan rantai pembatas.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Kesan monoton teralihkan dengan adanya kutipan-kutipan yang ada pada dinding. Milenial pasti menyukai ini. Bagus juga untuk latar foto.
Koleksi gamelan. Pada dinding atas dicantumkan quote yang menarik (Dok. Pribadi)
Koleksi gamelan. Pada dinding atas dicantumkan quote yang menarik (Dok. Pribadi)

Kaya Berbagai Koleksi

Jika dibandingkan dengan jumlah koleksinya, museum Pusaka boleh dikatakan tidak terlalu luas. Lorong antar koleksi terlihat sempit. Tak bisa dibayangkan jika pengunjung membludak, terutama rombongan bis tour anak sekolah.

Akan tetapi, menurut saya koleksinya bisa dikatakan luar biasa. Keren! Bayangkan koleksi puluhan keris dengan berbagai bentuk dan ukuran. Saya kagum karena baru pertama melihat koleksi pusaka begitu banyak.

Ada juga koleksi perabot sehari-hari yang berusia ratusan tahun. Bahkan koleksi karya seni masa lalu yang bisa jadi tak ditemukan di tempat lain. Karya ukir kaligrafi, misalnya.

Beberapa koleksi penuh seni yang berusia ratusan tahun (Dok. Pribadi)
Beberapa koleksi penuh seni yang berusia ratusan tahun (Dok. Pribadi)

Belum lagi jika kita ke bagian paling belakang museum. Disana jajaran surat-surat dan kitab dengan tulisan tangan yang bukan saja rapi tapi juga indah.

Sebagian koleksi kitab-kitab lama yang ditulis dengan tangan (Dok. Pribadi)
Sebagian koleksi kitab-kitab lama yang ditulis dengan tangan (Dok. Pribadi)

Situs Sirara Denok di bagian luar paling belakang museum (Dok. Pribadi)
Situs Sirara Denok di bagian luar paling belakang museum (Dok. Pribadi)

Koleksi dikelompokkan dengan baik

Yang menonjol dari museum Pusaka adalah cara mengelompokkan koleksinya. Ada koleksi Pangeran Cakrabuana (Galuh-Pajajaran), koleksi keraton Cirebon Awal Sunan Gunung Jati (Panembahan Girilaya), koleksi putri Tan Ong Tien (salah satu istri Sunan Gunung Jati), koleksi alat musik, koleksi kereta dan tandu, dan ruang pusaka Sunan Gunung Jati.

Pengelompokan koleksi museum Pusaka yang mempermudah pengunjung mengenal koleksi (Dok. Pribadi)
Pengelompokan koleksi museum Pusaka yang mempermudah pengunjung mengenal koleksi (Dok. Pribadi)

Kereta Singa Barong

Diantara banyak koleksi, ada satu koleksi museum Pusaka yang sangat istimewa yaitu kereta Singa Barong. Kereta ini merupakan kereta kencana dengan bagian tubuh singa, burung, dan naga.

Tak seperti kereta kencana pada umumnya, kereta Singa Barong tampil unik. Pada badan kereta terdapat pula ukiran-ukiran yang khas.

Kereta Singa Barong berada di tengah museum. Masih terawat dengan apik. Salah satu koleksi terbaik museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon (Dok. Pribadi)
Kereta Singa Barong berada di tengah museum. Masih terawat dengan apik. Salah satu koleksi terbaik museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon (Dok. Pribadi)
Hmmm... museum ini seperti membawa kita berimajinasi akan masa lampau berabad-abad yang lalu. Menarik ya?
(RR)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun