Jika memasuki museum yang sebenarnya tidak begitu luas ini, kita akan terkesan dengan kebersihan, kerapian, dan keindahan dalam penataan koleksi. Semua koleksi tersusun baik dan tertata rapi.
Ada yang diletakkan dalam lemari kaca, ditempel atau digantung pada dinding, dan atau di tempat terbuka dengan rantai pembatas.
Kesan monoton teralihkan dengan adanya kutipan-kutipan yang ada pada dinding. Milenial pasti menyukai ini. Bagus juga untuk latar foto.
Kaya Berbagai Koleksi
Jika dibandingkan dengan jumlah koleksinya, museum Pusaka boleh dikatakan tidak terlalu luas. Lorong antar koleksi terlihat sempit. Tak bisa dibayangkan jika pengunjung membludak, terutama rombongan bis tour anak sekolah.
Akan tetapi, menurut saya koleksinya bisa dikatakan luar biasa. Keren! Bayangkan koleksi puluhan keris dengan berbagai bentuk dan ukuran. Saya kagum karena baru pertama melihat koleksi pusaka begitu banyak.
Ada juga koleksi perabot sehari-hari yang berusia ratusan tahun. Bahkan koleksi karya seni masa lalu yang bisa jadi tak ditemukan di tempat lain. Karya ukir kaligrafi, misalnya.
Belum lagi jika kita ke bagian paling belakang museum. Disana jajaran surat-surat dan kitab dengan tulisan tangan yang bukan saja rapi tapi juga indah.
Koleksi dikelompokkan dengan baik
Yang menonjol dari museum Pusaka adalah cara mengelompokkan koleksinya. Ada koleksi Pangeran Cakrabuana (Galuh-Pajajaran), koleksi keraton Cirebon Awal Sunan Gunung Jati (Panembahan Girilaya), koleksi putri Tan Ong Tien (salah satu istri Sunan Gunung Jati), koleksi alat musik, koleksi kereta dan tandu, dan ruang pusaka Sunan Gunung Jati.