Menjelajah keraton Kasepuhan Cirebon di siang hari memang bukan ide yang baik, apalagi jika membawa anak-anak. Bukan saja panas, namun tubuh juga "meleleh" alias berkeringat dan dehidrasi.
Persis di depan bangsal Jinem, anak-anak mulai protes minta minum. Saya pun melipir kesamping kiri bangsal dimana penjual minuman berada. Setelah itu, anak-anak tidak terlalu antusias lagi seolah energinya habis terkuras.
Akhirnya saya ajak kembali ke depan, sembari menengok Museum Pusaka yang sebelumnya kami lewati saja.
Bangunan Baru dan Menarik
Sebenarnya begitu melewati museum ini sebelum ke bangsal Jinem, si sulung tidak sabar dan ingin masuk. Namun saya tahan karena ingin menjelajah keraton sampai bagian belakang terlebih dahulu.
Dan ternyata "feeling" saya tepat. Masuk ke museum setelah mengelilingi keraton ibarat berjalan di gurun pasir dan menemukan oase plus rumah untuk berteduh. Kenapa? Karena Museum Pusaka dilengkapi pendingin udara. Jadi, sambil melihat koleksi kita "ngadem" hehehe
Harga Tiket Rp 25.000
Ketika membuka pintu museum, ada lobi dan resepsionis dimana kita bisa membeli tiket masuk. Area lobi depan yang tak begitu luas ini ditata apik dan menarik.
Siang itu, ada beberapa rombongan wisata sekolah. Beberapa orang hanya masuk hingga ke lobi museum. Sepanjang di dalam museum, saya hanya ketemu 1-2 rombongan keluarga saja.
Museum yang Keren dengan Gaya Milenial
Awalnya saya berpikiran museum ini tua dan seperti biasanya museum yang kurang perawatan. Ternyata museum ini baru berusia 2 tahun. Tepatnya diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 18 September 2017 lalu. Pantasan masih bagus, kata saya dalam hati.