Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doa dan Kebahagiaan yang Lebih Besar

25 Agustus 2019   06:30 Diperbarui: 25 Agustus 2019   19:11 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketika manusia masih punya pengharapan, itu artinya dia masih punya hidup..." kurang lebih begitu yang saya ingat dari teman saya bertahun-tahun lalu. Saya iyakan saja tanpa tahu maknanya lebih dalam. Belakangan ini, saya baru sadar akan makna perkataan tersebut.

Pernahkah kompasianer berdoa dan terus menunggu jawaban doa tersebut? Terus berharap suatu saat Tuhan akan menjawab doa kita? Hmmm... itu yang saya alami. Saya berdoa dan kemudian  terus berharap akan dikabulkan suatu saat nanti. Entah kapan.

Lucunya, dalam pengharapan itu saya sampai tak ingat doa tersebut karena saking lamanya doa tersebut belum mendapat jawaban dari Tuhan. Namun, saya yakin dalam hati saya tetap ada pengharapan doa tersebut akan dikabulkan. Jika dilukiskan, bisa saja harapan saya itu sangat besar di awal kemudian mengecil seiring berjalannya waktu.

Sebagai manusia biasa, seringkali saya juga lelah berharap dalam doa dan upaya. Sudah melakukan upaya dari A sampai Z selalu gagal. Akhirnya pasrah dengan berdoa dan berupaya semampunya dan sebisanya. Yang penting terus berharap dan berdaya-upaya. Saya tak pernah berhenti berharap kepada Tuhan.

Besar atau kecil, bukankah tetap ada harapan di dalam Tuhan? Terkadang disitulah letak ujian iman kita. Apakah akan tetap berharap atau tidak. Saya selalu diingatkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Saya sendiri berprinsip untuk selalu berserah dan percaya.

Berserah, dalam arti menyerahkan apa yang menjadi pergumulan dan masalah saya kepada Tuhan. Saya yakin apapun jawaban Tuhan adalah yang terbaik dan selalu yang terbaik.

Percaya, dalam arti saya meyakini Tuhan selalu mendengar doa kita, membuka telinga untuk setiap permohonan kita, dan tak pernah tidur melihat kehidupan kita. Mempercayai kebesaran Sang Maha adalah mutlak, karena sumber dari segala sumber kehidupan ada padaNya.

Dengan kedua prinsip itu, saya merasa lega dan ringan melangkah untuk terus berdaya-upaya. Pada akhirnya dan pada waktuNya saya mendapat jawaban doa saya. WaktuNya yang menurut saya sangat panjang dan melelahkan.

Sungguh luar biasa, ketika akhirnya doa dan harapan saya terjawab. Kalau boleh dibilang jawaban Tuhan indah. Betapa Tuhan punya cara sendiri yang tak terselami oleh pikiran manusiawi kita.

Jawaban Tuhan membuat saya melompat girang dan kemudian bersujud atas anugerahNya. Mungkin kalau Tuhan langsung menjawab doa saya, saya tak mungkin melompat kegirangan. Mungkin saya akan biasa-biasa saja.

Dari sini saya belajar, jika kita sudah bertekun dalam doa dan permohonan, namun belum mendapat jawaban, sebaiknya jangan kecewa dulu. Tetaplah pada pengharapan itu. Bisa jadi Tuhan ingin memberikan kebahagiaan yang lebih besar pada waktuNya.

Selamat hari Minggu...

Cikarang, 25 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun