Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Liburan "Nyasar" ke Museum Gunung Merapi

8 Juli 2019   07:00 Diperbarui: 8 Juli 2019   07:01 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Gunung Merapi (Dok. Pribadi)

Salah satu kenikmatan liburan adalah bangun pagi dengan segar dan terbebas dari berbagai tugas dan tanggung jawab rutin. Seperti pagi hari (4/6) itu, pemandangan indah di depan mata ketika saya membuka pintu balkon hotel. Gunung Merapi dan Gunung Merbabu terlihat gagah menjulang di langit Yogyakarta.

Betapa indahnya saya bisa "pulang ke kotamu", kota Jogja tercinta. Romansa masa kuliah yang akan terkenang sepanjang hidup. Namun karena acara liburan ini super mendadak, saya agak blank mau jalan kemana.

Pemandang Gunung Merapi dan Merbabu (Dok. Pribadi)
Pemandang Gunung Merapi dan Merbabu (Dok. Pribadi)
Papanya anak-anak usul untuk tidak jalan-jalan ke kota karena sudah beberapa kali, tapi ke daerah Kaliurang. Duh, makin bingung saya menentukan tujuan. Merapi tour yang naik jeep offroad memang impian anak sulung. Tapi yang bungsu belum bisa naik jeep yang begitu. Makin bingung!

Saya ingat teman-teman di facebook pernah posting liburan di Merapi Park, Stonehenge, dan The Lost World. Hmmm.. ya sudah akhirnya kami memilih mengunjungi Merapi Park. Kami hanya punya waktu tak sampai setengah hari sebelum kembali ke Salatiga. Merapi Park sepertinya cocok, coba sajalah. Begitu pikir saya waktu itu.

Tergoda Mengunjungi MGM

Perjalanan dari hotel kami yang ada di jalan Magelang ke arah Kaliurang lancar. Mungkin karena waktu itu masih bulan puasa dan menjelang Lebaran. Sepanjang jalan, saya cukup heran dan kaget betapa Jogja cepat berkembang. Tampak beda, seingat saya daerah Kaliurang dulu belum begitu padat (lulus juga tahun kapan ya? Hahaha).

Berbekal google maps, kami sampai ke kawasan wisata Merapi. Ada pungutan retribusi. Saya lupa berapa tapi untuk 3 orang tidak sampai 10.000 rupiah.

Merapi Park sangat dekat dari gerbang kawasan wisata. Ketika mendekati areal parkir, kami melihat papan nama arah Museum Gunung Merapi.

Wah, mending ke museum dulu ini, begitu pikir saya. Ternyata anak saya senang sekali dengan ide saya. Mobil kami pun akhirnya mengambil jalan lurus dan tak jadi parkir di Merapi Park.

Theatre Merapi

Tiba di museum, areal parkir masih sepi. Kami bergegas menuju ke museum supaya waktu tidak terbuang sia-sia. Di konter tiket, staf dengan ramah melayani. Saya lupa berapa harga tiket masuk (maklum tidak menyimpan tiket), tapi sangat murah kok. 

Lobi MGM. Konter tiket ada di sebelah kiri (Dok. Pribadi)
Lobi MGM. Konter tiket ada di sebelah kiri (Dok. Pribadi)
Di konter ini kami ditawari apakah ingin ikut melihat film tentang gunung Merapi atau tidak. Waktu itu film sudah akan dimulai di theatre yang ada di lantai 2. Mereka bersedia menunggu kami dengan catatan langsung menyusul.

Tiket theatre ini hanya 2500 rupiah. Kami pun membeli dan segera menuju lantai 2 dimana theatre berada. Setelah kami duduk, tayangan film pendek tentang Merapi dimulai. 

Film ini semacam dokumenter tentang sejarah dan berbagai hal tentang gunung Merapi. Termasuk didalamnya pesan untuk bersahabat dengan alam. Bagus sekali untuk edukasi visual.

Museum yang Lengkap
Selesai menonton film, kami segera melihat-lihat museum. Kami memulai dari lantai 2 kemudian ke lantai 1. Kesan pertama yang kami rasakan, museum ini lengkap, edukatif, dan menarik terutama untuk anak-anak.

Yang menarik dari museum ini tentu saja informasi dan kupasan lengkap tentang gunung Merapi. Kita bisa melihat bagaimana Merapi bermetamorfosa pasca letusan dari tahun ke tahun. Hmmm.. Merapi tak pernah sama. 

Perunahan kubah lava Merapi saat letusan dari tahun ke tahun (Dok. Pribadi)
Perunahan kubah lava Merapi saat letusan dari tahun ke tahun (Dok. Pribadi)
Informasi-informasi di museum ini dituangkan detail dengan gambar, poster, figurin, dan juga video. Suasana belajar menjadi mengasyikkan! Tersedia juga alat peraga untuk mempelajari gempa bumi dan tsunami.

Anak-anak juga bisa mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang gunung api. Perkembangan teknologi seismogram dan cara pemantauan gunung api. 

Ilmu Pengetahuan dan teknologi tentang kebencanaan gunung api yang dikemas dengan cara menarik (Dok. Pribadi)
Ilmu Pengetahuan dan teknologi tentang kebencanaan gunung api yang dikemas dengan cara menarik (Dok. Pribadi)
Di lantai 1 bahkan ada juga benda-benda yang merupakan korban keganasan lahar Merapi. Saya pun  jadi membayangkan ketika Merapi meletus, semburan awan panas yang syarat material dan lahar panas atau dingin yang menerjang apa saja yang dilewatinya.

Merapi tak pernah ingkar janji. Foto-foto pasca erupsi (Dok. Pribadi)
Merapi tak pernah ingkar janji. Foto-foto pasca erupsi (Dok. Pribadi)
Terakhir yang kami amati adalah informasi mengenai upacara adat dan mitologi gunung Merapi. Ada pesan yang mendalam, yaitu bagaimana menyikapi mitologi tersebut dengan cara pandang yang modern.

Mitologi Merapi (Dok. Pribadi)
Mitologi Merapi (Dok. Pribadi)
Berkeliling MGM sebenarnya butuh waktu yang banyak. Namun apadaya saudara-saudara saya sudah menunggu di Merapi Park. Sampai di main hall ternyata masih ada miniatur gunung Merapi dengan ukuran besar (sebelumnya kami melewati mainhall dengan tergesa menuju theatre). 

Kita bisa melihat simulasi bagaimana erupsi gunung Merapi. Duh, kami nyangkut lagi karena menarik sekali untuk mencoba peraga ini. Waktu simulasi terjadi erupsi, miniatur gunung Merapi akan memperlihatkan puncak yang menyala merah dan mengeluarkan asap.

Miniatur gunung merapi di main hall. Perhatikan asap di puncaknya (Dok. Pribadi)
Miniatur gunung merapi di main hall. Perhatikan asap di puncaknya (Dok. Pribadi)
Puas melihat miniatur tersebut, kami masih berhenti tatkala melihat deretan patung yang ada di sebelah kanan. Ternyata patung-patung tersebut untuk mengenang jasa orang-orang yang meninggal dalam tragedi Merapi. Seperti kita tahu pada letusan 2006, ada 2 orang yang tewas meskipun berada di dalam bunker.

Pahlawan Merapi (Dok. Pribadi)
Pahlawan Merapi (Dok. Pribadi)
Akhirnya sebagai kenang-kenangan kami pun berfoto di depan  pintu masuk. Kami meminta tolong sama staff yang disana. Mereka ramah sekali. Ah, inginnya sih lama-lama disini dan di Jogja. Apadaya kami harus pulang hari itu juga ke rumah orangtua di Salatiga karena esoknya adalah hari raya Idul Fitri.

Sekian cerita liburan "nyasar" kami. Begitulah, terkadang liburan tanpa rencana mengasyikkan juga!

(RR)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun