"Hasil" dari sebuah travelling bukan saja puluhan atau ratusan foto-foto kebahagiaan dan tempat-tempat yang indah. Percayalah, pasti ada pengalaman unik didalamnya. Pengalaman kuliner misalnya.
Tahun lalu, ada pengalaman menarik ketika menjelajah sebagian wilayah Sulawesi Selatan. Di hari terakhir, kami pergi ke Malino di kabupaten Gowa. Dari Makassar berangkat sekitar pukul 09.00 WIT. Konon Malino adalah "puncak" nya orang Makassar. Mumpung di Makassar tidak ada salahnya mencoba.
Berbekal Google Maps, kami menuju kesana. Entahlah, sebagai penumpang saya pasrah bongkokan sama "sopir pribadi" (baca : suami) saya. Katanya waktu SMA dan kuliah pernah ke Malino untuk acara kampus. Saya pikir Malino bisa ditempuh selama 1 jam. Ternyata lumayan jauh juga.
Melewati jalanan yang penuh pohon semak di kanan-kiri, tiba-tiba saya melihat ada warna kebiruan di balik celah-celah pepohonan tadi. Suami mengatakan dibalik pepohonan itu adalah bendungan Bili-bili. Bendungan ini menjadi salah satu sumber pembangkit listrik di Sulawesi Selatan. Melipir dikit boleh lah ya. Kami pun berhenti untuk singgah sebentar. Bendungannya luas dan airnya berwarna hijau tosca.
Waktu itu sudah jam makan siang, akhirnya kami memutuskan untuk benar-benar mampir sekalian istirahat. Kami menemukan Lesehan Bendungan Bili-bili. Sebuah kompleks kuliner berupa pondok-pondok lesehan di pinggir bendungan.
Setelah memilih pondok lesehan, tanpa ba-bi-bu kami langsung memesan ikan bakar, cah kangkung, dan kelapa muda. Makanan datang tak berapa lama. Dalam bayangan saya, ikan bakar akan disajikan dengan sambal dabu-dabu khas Sulawesi. Ternyata bukan! Sambal yang disajikan unik dan baru kali ini saya lihat jenis sambal seperti ini. Banyak yang menyebutnya sambal ulek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H