1. Membatasi waktu bermain gadget.Â
Biasanya hari Sabtu-Minggu saya bebaskan anak untuk bermain gadget. Dengan catatan tidak terus-menerus dan seharian.
2. Menerapkan jarak baca buku.Â
Saya selalu menganjurkan anak untuk tidak membaca buku dengan tiduran atau terlalu dekat.
3. Mengajak bermain outdoor dan atau liburan di alam terbuka.Â
Seringkali hari-hari saya ajak anak bermain di depan rumah. Meskipun duduk-duduk atau bersantai sambil bermain di teras, setidaknya mata anak bisa istirahat sejenak tanpa menatap objek jarak dekat. Bahkan untuk berangkat les, saya minta untuk jalan kaki atau bersepeda.Â
Untuk acara liburan keluarga, saya juga lebih memilih di alam terbuka daripada mengunjungi mall. Bisa ke taman wisata, puncak, pantai, atau sekedar mengendarai mobil untuk melihat sekitar.
4. Mengajak liburan tanpa gadget
Puasa gadget itu benar-benar susah untuk anak jaman sekarang. Sedikit-sedikit cari wifi. Sedikit-sedikit tanya boleh-tidak main gadget. Karenanya, saya tegas saat liburan ke suatu tempat: no gadget! Saya lebih suka anak-anak renang, bermain playground, jalan pagi menikmati pemandangan alam.
5. Memberi contoh kepada anak
Anak-anak sekarang sangat kritis. Karenanya, saya mulai dari diri saya untuk tidak bermain game. Saya tegas bahwa fungsi gadget yang utama adalah telpon kirim pesan, dan mengambik foto atau video. Boleh untuk buka youtube atau bermain game tapi harus ingat waktu.
Lalu apakah semua langkah diatas efektif? Sejauh ini, sampai si sulung berumur 8 tahun belum ada masalah dengan matanya. Sampai disitu saya bersyukur saja.Â
Namanya parenting lebih banyak tarik-ulur seperti bermain layangan, bernegosiasi dengan anak yang mulai bisa berargumentasi bukan hal mudah. Tulisan ini hanya pengalaman saya sebagai seorang ibu. Semoga bermanfaat! (RR)